05. Angkot

1.8K 328 323
                                    


"Bah seperti biasa mie kuah soto pake telor" Pesan Braga lalu bergabung duduk di kursi sofa yang sudah usang bersama Naren dan aji.

"Tumben motor kesayangan lo mana?" Tanya Naren yang melihat Braga jalan kaki.

"Dipinjem si marka jemput ceweknya"

"Ini yang lain pada kemana?sepi amat" Tanya Braga saat duduk di tengah antara Naren dan aji.

"Si leo skip kumpul masuk angin ntu anak" Jawab Aji yang tak mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"janu latihan basket. reyhan tidur noh dirumah abah" Jawab Naren yang jarinya sibuk memetik gitar yang di pangkuan nya.

"Lah orang bang janu bukan anak basket kan?" tanya Aji.

"Itu anak masuk kemana aja, gimana mood ekskulnya" Jawab Braga.

"Eh na" Tegur Braga yang sambil memakan mie.

"Naon?" Ucap Naren yang meletakan gitarnya. lalu ikut memakan mie milik Braga.

"Lo kenal sama yang namanya Biru?" Tanya Braga lalu menyeruput es tehnya.

"Sahabat gue"Jawabnya. membuat Braga tersedak.

"Lah goblok, beneran?"

Hampir semua anak tongkrongan memang tidak tau Biru teman dekat Naren.

"Kenapa? punya dosa lo ke dia?" Tanya Naren yang melihat Braga yang terkejut.

Braga berdehem "Enggak, baru tau aja lo punya sahabat cewek."

"Mau lo gebet?" tanya nya lagi.

"Ngarang lo" Jawab Braga dengan kekehan pelan.

"Siapa bang? cantik gak?" Aji tiba-tiba menyahuti.

"Skip skip jangan bahas cewek depan aji, bahaya." Ujar Braga. Membuat Naren tertawa renyah.

Bukannya apa-apa, mereka tidak mau kejadian yang beberapa bulan lalu terulang lagi. Aji yang di tolak mentah-mentah oleh gebetan nya, menangis seharian di hadapan mereka berdua. alhasil Braga dan Naren yang kerepotan akibat Aji patah hati.

"Eh gue cabut dulu yak" Pamit Braga yang sudah selesai memakan mienya.

"Mau kemana bang?" Tanya aji.

"Balik rumah" Jawabnya.

"Mau gue anter gak?" Tawar Naren.

"Gak usah, bareng janu gue"

"Gak nginep disini?" Tanya abah yang membereskan mangkok bekas Braga.

"Enggak dulu bah, lagi kangen rumah" Jawabnya yang sembari memakai jaket jaensnya lalu melakukan tos ala anak tongkrong pada Naren dan Aji.

••••••

Biru berjalan sendirian keluar gerbang sekolah. ia yang baru saja selesai bimbingan untuk lomba nanti. Biasanya Biru di jemput oleh mbak andin—personal assintant mamahnya yang mengurus keperluan Biru apa pun itu. namun hari ini mbak andin mengabari tidak bisa menjemputnya ke sekolah. meminta tolong pada Naren seperti tidak usah,biasanya jam segini Naren sedang kumpul bersama anak tongkrongannya.

Pandangannya refleks melihat warung kopi di depan sekolah, ramainya laki-laki yang berseragam yang berbeda dengannya ditengah kumpulan asap rokok . Biru yakin mereka bukan dari murid SMA Neo.

"Lukas?" Biru yang melihat lelaki itu menghampirinya. membuat badannya menegang seketika.

Lukas praditya anak SMA Darma, semua anak Neo tau lelaki itu yang sering berbuat onar di sekolahnya. Lukas, si musuh bubuyutan Braga. Lukas memang selalu diam di warung sebrang, mungkin bisa dibilang warung itu sudah menjadi tempat tongkrongannya untuk mencari keributan.

PANGLIMA || Haechan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang