Keadaan kantin cukup ramai, sebenarnya selalu ramai. Setiap kios sedikitnya dijejali dua atau tiga murid yang berebut ingin buru-buru makan siang. Meja-meja dan bangku juga mayoritas terisi.
"Eh, ada kenalan adek kelas gak?" Celetuk Janu.
Mereka bertujuh kali ini istirahat di kantin. Duduk di meja kantin pojokan adalah langganan mereka bertujuh. kali ini mereka tidak ada yang kabur-kaburan dari jam pertama hingga istirahat.
"Lah bukan nya kemaren sama reina kan?" Sahut Braga yang sibuk memakan baksonya. Janu hanya mengedikkan bahunya.
Janu memang suka berkalana, berkalana mencari adik kelas, deket doang beres itu ditinggalin. kalo ditanya sama mereka, janu cuma jawab 'gak sreg di hati'.
"Mau yang kayak gimana sih lo tiap hari ganti mulu" Timpal Naren yang geram melihat janu.
"Eh tapi bang, gue ada sih list cewek anak padus cantik-cantik" Ujar Aji. Leo menoyor pelan kepala Aji. "Lo udah kek nawarin barang aja" Ucap Leo lalu menyeruput es teh manisnya.
"Eh Rey ketua padus kan lo? cewek padus cantik-cantikan?" Tanya Janu.
Reyhan ketua padus yang bentar lagi lengser. ketua padus yang suka skip latihan.
Reyhan menjawab dengan anggukan pelan yang sembari menyomot mendoan yang ada di meja kantin. "Yoi, cantik kan cewek, ya kali ganteng"
"Cewek anak ips juga cakep-cakep" Ucap Marka yang tengah menyenderkan punggungnya ketembok lalu kakinya yang di naiki ke atas meja kantin.
Usai Braga menyelesaikan suapan bakso terakhirnya. "Anjir kenapa ngomongin cewek sih?" Braga yang sedari tadi hanya menyimak, telinganya sudah tak tahan mendengar obrolan yang menurutnya tidak berguna sama sekali.
"Yaelah ga, kali-kali kan sekalian lo nyari referensi mau deketin siapa gitu, kan enak night ride jok belakang gak kosong terus" jawab janu yang melirik Braga.
"Eh teh Biru cantik tapi" Sahutan dari Aji yang sukses membuat Naren melototi Aji.
"Jangan macem-macem ye lo" ancam Naren sembari menyodorkan garpu tepat di wajah Aji.
"Eh tapi, emang bener Biru cakep" Kali ini Braga masuk kedalam obrolan yang tadi menurutnya tidak berguna.
Sontak padangan Mereka berenam menatap Braga, yang di tatap bingung sembari menaikkan alisnya. "napa liatin gue?"
"Lo gak ada niatan gitu deketin Biru?"Tanya marka.
"Gue cuma ngomong secara fakta kan? memang Biru cakep?"
"Iya sih, tapi lo jarang banget bilang cewek lain cantik selain Alaska" Ucap Reyhan yang hati-hati pasalnya jika menyangkut Alaska, Braga selalu menjadi sedikit emosional tapi kali ini sepertinya tidak.
Braga hanya terkekeh, "Muka lo semua tegang amat kaya nahan berak, bahas Alaska gak bikin gue kayak dulu kali, lagi tahap terbiasa nih"
"Bisa gak kembali ketopik awal sayang-sayangku" Ujar Janu.
Reyhan melempar tutup botol ke muka Janu. "Najis geli gue" Cibir Reyhan
"Dibilang anak padus noh, ada si dewi,Karin,Dira, ratu dangdut tuh mereka" Jawab Naren.
"Tetep aja cewek yang lo deketin ujung-ujungnya nanyain tentang gue" Ucap Braga,
Memang benar, banyak dari mereka yang dekat dengan perempuan yang ujung-ujungnya menanyakan tetang Braga. Jangan salah Braga yang urakan ini bisa di juluki 'girl's magnet'.
"Iya dah yang girl's magnet mah beda" Sahut Janu yang kembali memakan mie ayamnya.
"Gih lanjut gue mah ogah,mending pesen nasi uduk si ambu" Ujar Braga yang berdiri dari tempat duduknya
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGLIMA || Haechan✔️
Teen Fiction❝ Takut mah ke Allah dan abah, selain itu mah sikat aja ❞