15. Nyerang

1K 207 81
                                    

Braga dan Biru berjalan lorong sekolah yang tidak terlalu ramai seperti biasanya. Sesekali tawa Biru lepas akibat tingkah Braga.

"Tadi bisik-bisik tentang apa sama penyanyi jalanan?"

Braga berjalan sejajar dengan biru pun melirik, "ada deh, kepo" Setelah itu Biru memberi hadiah satu cubitan pada pinggang Braga. "Haduh, sakit atuh" Rengeknya sambil mengusap-usap pinggangnya.

Braga memang tak pernah kalah soal bergelut disekolah atau diluar sekolah. tak ada yang bisa menandingi Braga kecuali cubitan kecilnya dari Biru.

Menurut Braga, sakit sih enggak seberapa cuma nyerinya gusti nu agung..

"Ngeselin!"

"Tapi suka kan?" ucap Braga tersenyum jail kepada Biru.

"suka, suka pengen nampol." Sewot Biru yang kemudian melangkah kan kakinya sedikit cepat meninggalkan Braga yang tengah tertawa terdengar lepas.

Braga selalu tertawa setiap kali Biru dibuat kesal karena tingkahnya. Biru juga bingung mengapa itu jadi hal yang lucu baginya, atau mungkin jadi hobby Braga membuat kesal orang lain? ahh entahlah, yang jelas tidak mengurangi rasa suka Biru pada si panglima.

"BANG!"

"Anak Darma ada yang meninggal" Ujar Aji yang terpotong akibat nafasnya terengah-engah, "Semalem si Leo sama yang lain nyerang." lanjutnya.

"Ck, gue ujian dulu. suruh yang lain pada ke warung abah"

•••••••••

BUGH!

"Gue udah wanti-wanti kan dari pas itu, jangan asal maen nyerang bangsat lo Le" Pukulan dari Reyhan mendarat tepat di pipi Leo.

"Gue gak bakal nyerang kalo si yagas gak nyerang duluan" Leo yang kini sudah babak belur akibat pukulan dari Reyhan.

Mereka kini sedang ada di warung Abah menyelesaikan masalah yang dibuat oleh Leo dan anak kelas 11 lainnya.

"Ya lo mikir lah Le, kalo pihak sekolah tau, kita yang kena" Marka yang kini ikut angkat bicara.

"Siapa yang nyerang si yagas sampe meninggal?"

"Si aceng bang"

"Si aceng dimana sekarang?"

"Kantor polisi"

"Gue yakin Lukas turun tangan sama masalah ini" Braga yang membuang minuman kalengnya asal.

"Jangan aneh-aneh, Ga. Kalo kita turun tangan yang ada surat kelulusan kita di tahan" Sanggah Reyhan.

Benar apa yang Reyhan katakan, tapi siap gak siap Lukas pasti nyerang mereka, terlebih lagi anak Darma tidak pandang bulu.

"Kalo lo pada gak mau, gue sendiri yang turun" Ujar Braga yang menatap mereka bergantian.

Bebarapa menit setelahnya menjadi waktu paling hening diantara mereka. terutama mereka yang kelas 12, menimbang-nimbang jika ikut tawuran pasti surat kelulusannya di tahan atau yang lebih parahnya bisa dikeluarkan di hari itu juga.

"Gue ikut" Ucapan Janu membuat semuanya menoleh ke arahnya.

"Gue juga ikut" Timpal Naren, yang membuat mereka ikut mengacungkan tangannya. tersisa hanya Reyhan yang masih berdiam.

PANGLIMA || Haechan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang