tiga

2.6K 310 18
                                    

•°°°°°•

"Sini, gue bantu rapihin barangnya."

Jungkook menoleh. Lalu memilih tidak peduli dan mengabaikan 'pertolongan' yang baru saja saudaranya itu berikan.

"Taehyung cerita, lu suka nyari masalah di sekolah. Kenapa?" tanya orang yang sama.

Itu Jimin. Sepupu sekaligus senior Jungkook di sekolah. Jimin, Taehyung dan Jungkook memang berada di satu sekolah yang sama. Dan singkat ceritanya adalah Taehyung merupakan anggota osis yang sudah pasti menjadi musuh bebuyutan bagi Jungkook.

"Jungkook, gue nanya sama lo."

"Bukan urusan lo!"

Jungkook lantas mendengar Jimin yang menghela napas. Tapi tak berselang lama, sepupu yang memiliki postur tubuh lebih kecil dari Jungkook itu beranjak mendekat, membuka koper yang belum terbuka di samping lemari. Lantas mengeluarkan isinya dan membereskannya ke dalam lemari.

"Om Pradana gak ikut nganter?" Jimin bertanya bukan maksud apa-apa, hanya saja sebagai satu keluarga besar, Jimin sangat jarang melihat Pradana yang ikut berkumpul di acara makan malam di rumah sang kakek. Pasti selalu mangkir.

"Sibuk."

"Ya. Kayaknya bokap lo terlalu sibuk."

Jungkook mengangkat bahu, merasa tidak peduli seberapa sibuk ayahnya di luar sana.

Dan setelah itu tak ada percakapan apapun lagi. Jimin hanya memilih diam sembari fokus pada pekerjaannya. Sedangkan Jungkook, dia juga sama. Mengisi meja belajarnya dari kotak kardus yang berasal dari rumah lama.

Dan beruntung. Andai saja jika Jimin yang membereskan meja belajarnya dan menemukan tabung obat yang berada di sana, maka habis nyawa Jungkook saat itu juga.

Jungkook dengan cepat memasukkan tabung-tabung itu pada saku jaketnya.

Bersamaan dengan itu, Jimin juga telah selesai dengan lemari sepupunya, lantas berbalik dan mendapati Jungkook yang tengah memasukkan sesuatu ke dalam saku jaket hitamnya.

"Lemarinya udah selesai. Ada yang bisa gue bantu lagi?"

Jungkook menoleh cepat, "Udah, engga ada."

Jimin mengangguk, sembari menatap sekeliling. Rapih juga, batin Jimin. Ia pikir, Jungkook akan mengusung tema kamar yang berlebihan. Seperti poster moge di setiap sudut dinding mungkin, atau knalpot klasik yang akan remaja itu pajang di atas lemarinya. Tidak heran, Jimin tahu jika Jungkook memang menyukai motor gede sedari dulu.

Tapi ekspetasinya tak jadi nyata.

Kamar Jungkook malah terbilang rapih dan biasa saja.

Kamar Jungkook adalah satu-satunya kamar yang memiliki cat dinding berwarna gelap, dan barang-barang seperti lemari, kasur atau nakas semuanya berwarna abu-abu.

"Anak-anak om Pradana pada penganut ilmu hitam, apa gimana sih?"

Jimin sendiri heran.

"Ngapain lo masih disini? Keluar."

"Santai kale..."

Jungkook merotasikan kedua bola matanya malas.

•°°°°°•

Malam pertama Jungkook pindah rumah. Hari ini Jungkook sibuk membereskan barang-barangnya sendiri di kamar. Hingga tidak tahu apa saja yang sudah terjadi di luar, hingga ketukan pintu kamar Jungkook terdengar.

Jungkook melirik jam digital di atas nakas,

08.15 pm.

"Jungkook, jangan bertelor di dalem kamar! Ayo, makan malem!"

Distress.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang