enam- belas (!)

2K 299 46
                                    

•°°°°°•

Awan hitam tanpa satupun bintang malam ini seakan mengiringi perjalanan Jungkook menuju 'tujuan', ditambah dengan gerimis yang sedari tadi terus menerpa kaca helm milik Jungkook. Bahkan bulan yang seharusnya bulat benderang di atas sana, kini hanya mengintip sedikit melalui celah awan yang menghitam sempurna.

Jungkook mencoba abai, meski nanti hujan deras mungkin akan terjadi, tapi dirinya tidak akan mundur. 'Kepalang basah, nyebur aja sekalian.' mungkin begitu isi pikiran pria keras kepala yang kini masih mengebut dengan motor hitam kesayangannya.

Tak butuh waktu lama, Jungkook akhirnya sampai di tujuannya.

Kedatangannya disambut oleh beberapa tepukan tangan dan sorak kelegaan dari orang-orang yang sudah lebih dulu sampai. Tak banyak orang yang datang pada malam ini, mungkin karena cuaca.

Jungkook menghentikan laju motornya dan memarkirkannya di dekat garis start, melepas helm fullfacenya dan sesekali mengacak-acak rambutnya dan menatanya kembali dengan asal.

"Lama banget, abis bantuin kucing lahiran apa gimana?" Sunwoo, bocah dengan bibir tebal itu langsung mengoceh dengan tambahan bumbu 'tabokan' cukup kasar di lengan kanan Jungkook.

"Mana Crish?"

Tanpa berniat menjawab atau meladeni Sunwoo, Jungkook malah celingungan mencari 'asisten'nya yang tak kunjung terlihat.

"Kebiasaan banget, bukannya jawab pertanyaan gue! Resign ajalah gue kalo gini!" ucap Sunwoo tak terima. Dengan bibirnya yang dimanyun-manyunkan, dengan kaki kanannya yang menendang ban motor milik Jungkook.

"Lebay, bocah!" balas Jungkook bercanda.

Iya, hanya bercanda. Karena bagaimanapun sikap Sunwoo yang kelewatan random, namun alih-alih menoyor atau menjitak kepala Sunwoo, dirinya malah merangkul adik kelasnya itu dan berlalu mencari Crish bersama-sama. Diikuti dengan Haje dan Mingi yang memilih diam sedari awal. Terlalu menyerah jika berurusan dengan mulut berisik milik Sunwoo.

Keempatnya berjalan menjauhi kerumunan, menuju tempat biasa mereka berkumpul sebelum melakukan 'agenda'.

Namun belum selesai langkah mereka sampai tujuan, Jungkook dapat melihat lebih dulu Crish, San dan Felix berlari kearahnya.

Mereka tampak terburu-buru(?)

"Jungkook, Mingyu kirim gue pesan. Aturannya diubah, dia 10 menit lagi sampe." Crish mencoba menjelaskan dengan napasnya yang masih beradu. Sesekali memegangi lututnya guna menopang tubuhnya sendiri yang kelelahan.

"Maksud lo diubah? Apanya yang diubah?" Bukan Jungkook yang balik bertanya, melainkan Mingi.

Crish menghembuskan napas sekali lagi sebelum menjelaskan, "Motor yang bakal Jungkook pake harus motor yang udah disiapin sama Mingyu, dengan kita yang gak tau apa-apa soal gimana mereka udah ngutak-ngatik mesinnya. Gue cuma takut mereka curang dan sabotase motor yang bakal lo pake, Kook."

Semua orang tampak melebarkan matanya, merasa emosi dengan aturan main yang semena-mena mereka ubah seenak dengkul.

Jungkook sendiri mencoba tenang, berpikir cukup lama sampai akhirnya menanyakan satu hal, "Soal tawaran?"

"Mereka naikin 50 persen kalau lo berhasil, tapi motor lo yang jadi taruhannya."

"Kenapa motor gue?"

Crish menaikkan bahunya, "Gak ngerti, emang dari awal Mingyu gak pernah ngincer duit."

Jungkook mengangguk paham.

Distress.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang