33 - Bantuan

1.9K 135 6
                                    

--ALVARO--

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Sherly menyeringis sakit karena goresan di pipinya yang disebabkan oleh seorang lelaki di depannya. Untung saja ia sudah menumbangkan 2 dari 5 orang tersebut. Sekarang saja ia sudah mulai kewalahan

Tanpa disangka, ternyata dari mereka ada 2 orang yang membawa senjata tajam. Pada awalnya, mereka tidak memperlihatkan senjata tajam itu, tetapi setelah Sherly sudah mulai kewalahan, mereka baru mengeluarkan senjata tajam itu.

Tapi untuk saat ini Sherly masi bertahan. Ia tidak mungkin menyerah, banyak murid-murid dan guru-guru yang sudah ketakutan di belakangnya. Terlebih lagi Sarah menjadi taruhan di sini.

"Akhh!" lirih Sherly saat perutnya tergores karena benda tajam itu. Ia memegang perutnya dan menahan aliran darah agar tidak terlalu deras.

Lelaki di depannya tersenyum miring melihat Sherly kesakitan "Udah lah nyerah aja" ucap lelaki itu merendahkan

Sherly tersenyum kecil sambil menatap tajam lelaki di depannya ini. "Sial, gue dipandang rendah" kira-kira begitu isi pikiran Sherly saat ini.

Gadis itu benci dipandang rendah. Apalagi oleh seorang lelaki.

Sherly melirik ke arah Sarah yang ada diantara se kerumunan orang di belakangnya. Ia tersenyum sedih melihat Sarah yang masih terlihat ketakutan

Tetapi tiba-tiba terlintas di lamunan nya. Di mana Dara? Apa yang gadis itu lakukan? Bagaimana keadaan gadis itu? Semua pertanyaan itu terlintas di kepala Sherly. Ia sempat ingin mencari Dara, tetapi situasi tidak mendukung. Entah kenapa gadis itu menghilang begitu saja seperti di telan bumi

"Kenapa? Sakit?" ucap lelaki itu dan dibalas tatapan tajam Sherly

Bugh!

Sherly melayangkan tinju nya kepada lelaki itu dengan sekuat tenaga untuk melampiaskan amarahnya. Ia tersenyum puas melihat lelaki itu meringis kesakitan

Tiba-tiba tangannya terasa tertarik dari belakang. Sherly sadar bahwa ada 2 orang dibelakangnya, ia langsung memberontak saat ada yang mengunci tangannya dari belakang. Sherly meronta-ronta sekuat tenaga agar bisa lepas dari posisi itu. Tetapi hasilnya sama saja, gagal

Lelaki yang tadi ia tinju berdiri dan mengelap darah dari ujung bibir nya. Ia menatap Sherly tajam dan tersenyum puas.

"Bajingan" gumam Sherly sengaja sedikit ia keraskan nadanya agar semua orang mendengarnya.

Lelaki itu tersenyum miring dan menatap Sherly dengan tatapan arogan. Perlahan ia menghampiri Sherly dan berjalan santai. Lelaki itu memasukan tangannya ke dalam saku dan mencari sesuatu. Saat ia sudah di hadapan Sherly ia menatap Sherly datar dan mengeluarkan pisau kecil dari sakunya

Sherly meronta-ronta dengan sisa tenaga nya, tetapi sama saja hasilnya, gadis itu tetap terkunci. Saat ia melihat pisau yang dikeluarkan lelaki itu, ia menatap pisau itu dan salah satu ujung bibirnya terangkat. Ia tidak ketakutan, tetapi yang pasti hatinya senang.

"Kenapa? Lo mau nyayat gue?" ucap Sherly dengan nada sedikit arogan. Senyum miring yang tadi ia tampilkan berubah menjadi datar dan tak bereksprsi.

Inilah yang disebut pertarungan antara orang arogan. Sama-sama terbuat dari batu dan gengsi yang tinggi. Dan jangan lupa keras kepala dan tingkat harga diri mereka yang tidak kalah tinggi.

"Kalo iya kenapa?"

"AHAHAHAHAHA" Sherly tertawa sangat keras sehingga semua orang yang ada di gudang bisa mendengar tawanya itu. Tawa itu sangat puas dan penuh emosi.

ALVARO (ACONITUM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang