PROLOG

4K 112 4
                                    

Aura Revita tengah berjalan dengan menghentakkan kaki - kakinya. Kesal bercampur marah membendunginya saat ini. Kesal pada kakaknya dan marah pada dirinya sendiri. Warna merah di muka mengesankan kekesalannya itu. Tak jarang para pejalan kaki yang melihatnya cenderung merasa aneh kepada gadis dengan mata coklat dan bulu mata lentik.
"Ishh, ngapain liat-liat." Menatap seorang laki-laki seumuran dengan kakaknya.

"Aneh lo," balas si laki-laki kemudian langsung kabur.

Hari ini adalah hari sial baginya. Ketua osis menyebalkan yang seenaknya menyuruh untuk mencari ini itu. Dengan seenak jidat ia menyuruh bahkan menghukum.
"Udah mau sore lagi, dan satu bahan belum gue kumpul, astaga!!" Menepuk jidatnya dengan tangan kanannya.

Lebih parahnya saat ini ia menyasar, setelah beberapa menit kemudian ia baru menyadari jalan asing yang ia lalui. "Ini dimana sih?!" tanya nya pada diri sendiri.

"Hai cantik," Preman yang menyapa nya dari kejauhan.

Berniat lari namun tak tahu harus kemana melewati. Ia asing dengan jalan sepi ini. Ia takut malah semakin tersesat apalagi dengan handphone lowbat yang ia bawa tentunya tak berfungsi. Ia begitu ketakutan. Mukanya sudah pucat pasi, ia tak bisa melawan diri maupun menyelamatkan diri. Dengkulnya lemas sulit untuknya berdiri.

Si preman semakin mendekat, preman tersebut berniat memegang lengannya namun terlambat, sebuah pukulan sudah menghadiahi wajahnya. Teman-teman si preman sudah kabur karena tahu bahwa ada tulisan biasa namun menakutkan di baju si pemukul.

Bughh, bughh, bughhh

"Bangun lo !!!" perintah si pemukul dengan suara yang menggelegar.

Bughh, bughh, bughh

Kembali tiga pukulan keras meninju si preman.
"Sama cewek aja lo berani, sama gue nggak hah!!!"

"Pergi lo!!" ucap si laki-laki kemudian menendang kaki dari si preman. Otomatis si preman tersungkur ke tanah.

Si laki-laki sudah tak menghiraukan preman itu. Ia menghampiri gadis yang tengah jongkok ketakutan.
"Lo nggak apa-apa kan?" tanya si laki-laki.

Aura kemudian menggelengkan kepalanya. "Ngapain jalan kesini, jalan ini bahaya buat lo, apalagi lo cewek sendirian." ujar perhatian si laki-laki.

"Makasi," kata Aura.

Laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya, ia bertanya apa dijawabnya itu oleh gadis yang tak ia kenali dan gadis yang baru saja ia tolong. Gadis dengan belanjaan banyak yang memenuhi kedua tangannya.


26 Januari 2021

REVAN ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang