PART 26 | TERPENUHI

497 25 0
                                    

Happy Reading 🏵️

-----------------------------

Selain orang tadi ternyata, Revan juga melihat apa yang terjadi antara Devan dan juga Aura. Revan mengepalkan tangannya, orang yang ia cintai disakiti. Ia sudah menyuruh Devan untuk tidak menyakiti Aura, tidak melibatkan Aura dalam pembalasan dendamnya ke Revan. Tapi, memang Devan benar-benar orang yang sangat keras kepala juga tidak bisa di tebak. Revan tak akan membiarkan semua ini, sudah cukup ia diam sejauh ini. Kini saatnya membuat Devan sadar atas apa yang telah ia lakukan. Revan langsung pergi ke markas dan mulai merencanakan segalanya dengan anggota lainnya.

"Kasihan Aura," ujar Arsha karena Aura yang polos juga menerima sakit yang seharusnya tidak ia dapati.

"Kurang ajar! Adik gue terlalu polos! udah berkali-kali diwanti-wanti buat gak deket sama si Devan tapi nggak bisa dikasih tahu! sekarang dia pasti trauma,"

"Maksud Lo?" tanya Revan.

"Bukan trauma sih, tapi sekarang Aura pasti bakal berubah sifatnya nggak kayak dulu. Aura itu sekali disakitin langsung berubah." Andra meralat ucapannya.

"Maksud lo berubah sifat, dari yang hangat jadi dingin dong. Kayak Revan!" kata Dean.

Andra menganggukkan kepalanya. Ia mulai mengingat bagaimana perubahan sikap Revan semenjak kejadian itu. Kejadian yang membuat dua sahabat sejati saling menjauh. Dimana segala kesalahan ditumpahkan pada Revan yang tak berbuat apa-apa, karena ulah licik dari seseorang yang membenci salah satu dari mereka.

"Marahnya Aura sulit buat ngilangin, dulu aja waktu smp pernah ada masalah sama bunda. Dia sampe nggak mau makan masakan bunda terus cuek banget sama bunda. Dan orang yang ngembaliin semuanya ke normal itu bukan gue tapi ayah." jelas Andra.

"Parah banget sih. Jadi nyerangnya?" tanya Kris.

"Jadi lah, gue udah nggak bisa biarin sifat Devan yang semena-mena! tapi sebelum itu gue mau ketemu sama Aura dulu,"

"Kesempatan, bro! Mumpung udah putus. Jangan kasih kendor!"

"Kesempatan emas!"

"Jangan di sia-siakan,"

"Jangan sampe Aura berubah, lo harus bisa buat Aura lupa sama si Devan walaupun sulit,"

Revan hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis. Mereka yang melihatnya tentunya bersorak gembira. Senyum Revan yang dua tahun hilang kini kembali lagi. Mendengar sorakan yang bergema Revan hanya menggelengkan kepalanya. Rasanya seperti mereka melihat suatu magic.

Revan telah menuju rumah Aura, di dapati Aura tengah duduk di ayunan. Wajahnya sangat murung bahkan matanya sembab. Devan memang keterlaluan, malam ini ia akan melakukan penyerangan ke markas Devan. Hal ini semata-mata bukan karena Aura tapi sudah banyak korban yang digunakan untuk memancing amarah Revan, dan saat ini puncaknya menggunakan seseorang yang tidak tahu apa, gadis polos yang ia cintai. Tapi lihat saja, keinginan Devan akan Revan penuhi dan kita lihat apakah yang ia dapatkan ketika Revan sudah menyerangnya. Kepuasan apa yang akan ia dapatkan nanti.

"Aura," panggil lembut Revan.

Aura mengalihkan pandangannya menuju suara yang memanggil namanya. Matanya bertemu dengan mata seseorang yang telah ia sakiti secara tidak sengaja, tapi dengan baiknya dia merelakan dirinya bersama seseorang yang salah.

"Kak Revan," lirih Aura.

"Nangis?"

"Nggak,"

"Kenapa?"

"Nggak,"

"Oke,"

Hening sejenak tidak ada yang berbicara hanya suara angin yang menerbangkan dedaunan kering terdengar.

REVAN ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang