HAPPY READING
Suara para siswa kini memenuhi kantin sekolah. Mereka telah lelah mengikat pembelajaran yang berlangsung selama 3 jam itu tanpa makan maupun minun.
Aura dan teman-teman nya juga kini sedang menunggu makanan mereka. Geng Revan kini berada tak jauh dari mereka.
"Hai," sapa Revan.
"Hai," balas Aura ramah.
"Udah lama,"
"Lumayan,"
"Duduk aja gih biar kita yang pesenin kalian," ucap Arsha.
"Beneran kak," girang Mila.
"Iya,"
"Serius!" kata Agatha.
"Dua rius," Dean memamerkan dua jarinya.
"Nggak bohong?" tanya Rasti.
"Bukan tipikal gue." jawab Arsha.
"Bibir mu, bukan tipikal." sembur Kris.
"Yaudah gih kalian mending ke meja pojok, nah biasanya nggak ada yang berani kesana kecuali si ketua osis yang dingin nan galak itu. Tapi kalau kalian itu spesial." jelas Arsha.
"Siapa yang lo bilang dingin nan galak?" tanya dingin Andra.
"Siapa lagi kalau bukan pacar kesayangan," jawab Aura.
"Sok tahu udah sana duduk, di suruh duduk malah berdiri disini." suruh Andra.
Mereka berempat berjalan menuju meja pojok dimana biasanya geng Zeluska biasanya berada. Kini empat gadis itu adalah sosok yang paling beruntung karena bisa deket dengan geng Zeluska yang pentolan dan badboy nya SMA Gada Putra.
"Eh kok kita diliatin sih," Bingung Rasti yang melihat para mata siswa memandang ke arah mereka dengan tatapan sinis.
"Kita kan cantik," jawab Agatha dengan percaya dirinya.
"Kan tadi kak Arsha udah bilang kalau kita adalah cewek-cewek beruntung yang bisa deket sama mereka, maka dari itu mereka ngeliat kita itu pake tatapan iri mereka." jelas Mila.
"Oh gitu," Rasti hanya menganggukkan kepalanya seolah telah mengerti akan ucapan yang diungkapkan oleh Mila.
"Eh gue mau curhat boleh?" tanya tiba-tiba Aura.
"Boleh banget dong!" ujar Agatha dengan semangat kalah ada urusan soal curhat mencurhat ia adalah orang yang sangat tepat. Ia selalu senang jika ada yang menyampaikan keluh kesahnya kepadamu karena baginya ia adalah orang yang bisa dipercaya. Tapi Agatha adalah sosok yang sangat tidak suka dengan sifat seseorang yang suka mengumbar rahasia.
"Tentu saja diijinkan," timbrug Mila.
"Kenapa nggak," kata Rasti yang masih memainkan handphone nya.
Aura merasa senang karena respon dari teman-teman nya sangat lah baik. Ia tersentak setelah nya. "Tapi bukan disini, nanti di kelas."
"Nah bagus itu biar jadi rahasia kita berempat," ucap Agatha dengan semangatnya.
"Seneng banget kayaknya lo liat orang yang mau curhat," kata Rasti.
"Seneng lah, itu artinya mereka percaya bahwa gue bisa jadi teman curhat atau tempat mereka berkeluh kesah sehingga mereka menjadi tenang dan itu juga bisa bikim gue tenang,"
"Mulia sekali ya anda," puji Mila.
"Tentu, itu adalah tugas saya." Kata Agatha sambil mengibaskan rambutnya ke kanan dan ke kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN ANGGARA
Teen FictionRevan Anggara, sosok laki-laki yang penuh akan luka di masa lalunya. Namanya sangat terkenal di arena jalanan. Sosok ketua geng motor yang sangat ditakuti oleh lawannya. Sampai sekarang masa lalu Revan belum selesai, lawan yang dulunya adalah sahaba...