PART 22 | CUEK

452 24 0
                                    

HAPPY READING

Kini pertandingan basket yang sudah ditunggu-tunggu akan dilaksanakan sekarang. Revan dan juga anggota lainnya tentunya sudah latihan dengan keras untuk mengharumkan nama sekolah nya lagi. Sebentar lagi adalah waktu mereka untuk bertanding. Pendukung mereka sudah berada di pinggir tempat perlombaan basket akan dimulai.

Para pendukung tentunya bukan dari sekolah sini saja tapi juga sekolah sang lawan. Banyak pasang mata yang memandang kagum ke Revan ketika ia melewati para gadis yang tengah berkumpul.

Selama perjalanan Revan hanya ingin melihat Aura tapi entah kenapa akhir-akhir ini Aura seperti menjauhinya, setiap bertemu pasti ia langsung menghindar atau tidak bersembunyi agar tidak saling menyapa.

Revan dan Aura kini telah jarang bertemu karena latihan Revan yang padat. Maka dari itu setidaknya ia bisa melihat Aura untuk menjadi penyemangat nya. Daritadi ia mencarinya ternyata Aura berada di taman sekolah tapi bersama dengan Devan, Devan tampaknya sedang meminta semangat dari Aura. Ya, lawan dari Revan ialah Devan yang merupakan siswa dari SMA Cakra.

"Semangat ya kak,"

"Makasih support nya," ujar Devan dengan senyuman kemudian mengusap pelan rambut Aura.

"Aku kaget pas tahu ternyata kak Andra sama kak Devan bakal tanding,"

"Kasihan,"

"Kenapa kasihan?"

"Kasihan kamu bingung dukung aku atau kakak kamu,"

"Maaf untuk kali ini aku dukung kak andra, apalagi ini sekolah aku. Terpenting kan aku udah semangatin kak Devan ya nggak,"

"Iya, nggak apa-apa. Aku kesana ya. Eh tapi nanti duduk paling depan. Jangan lupa bawa handuk kecil sama air," Devan kemudian mengusap lembut kepala Aura lalu menciumnya sekilas.

"Iya," Aura hanya bisa melongo ketika melihat sikap Devan ke dirinya. Ia lalu menyentuh dahinya dan tersenyum tipis.

Devan tentunya tidak ingin melakukannya tapi demi membakar  hati Revan ia akan melakukan segalanya contohnya seperti tadi ia dapat melihat Revan yang sedang mengintip mereka berdua dan itu menjadi kesempatan untuk Devan semakin menghancurkan hati Revan.

Perasaan Revan tentunya campur aduk karena senang ketika melihat senyum dari Devan serta hancur karena melihat gadis yang ia cintai bersama dengan laki-laki lain. Tapi tetap ia mengetahui segalanya, Devan ingin memanasi nya maka dari itu ketika Devan melewatinya ia mencoba bersikap biasa saja.

"Aura," panggil Revan ke Aura yang masih melongo akibat kejadian tadi.

Aura langsung mengalihkan pandangannya ke Revan, ia langsung gugup dan bersikap biasa saja ke Revan.

"Kenapa menjauh?" tanya Revan.

"Maksud kak Revan?"

"Akhir-akhir ini lo selalu jauhin gue, dan lo mulai cuek sama gue,"

"Biasa aja kok, mungkin perasaan kak Revan aja."

"Tapi emang itu kenyataannya,"

Mendengar nada lirih dari Revan, Aura menjadi tak tega. Ia melakukan semua ini agar tak menyakiti dua laki-laki sekaligus. Devan yang sakit melihatnya bersama Revan, dan Revan yang takutnya menjadi perusak atau memiliki harapan lebih padanya. Ia hany ingin bahagia bersama Devan tanpa melihat Revan yang tersakiti dengan hubungan nya bersama Devan.

REVAN ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang