Aura menatap hujan yang sama sekali tidak kunjung deras. Pohon-pohon di luar sana nampak senang.
Aura memutar kembali ingatannya dimana ia bersembunyi ketika melihat Revan yang pergi menjauh darinya.
Revan beberapa kali menoleh ke belakang, Aura tahu Revan pasti mencarinya. Apalagi setelah keputusan sepihak yang ia ambil.
Aura hanya ingin Revan fokus kuliah, tidak memikirkannya disini yang memiliki sifat kekanak-kanakan.
"Revan, apa kabar?" gumamnya.Aura kemudian menatap foto mereka berdua. Sampai saat ini kenangan itu belum dimusnahkan. Mereka tidak pernah berkomunikasi atau saling berbalas pesan.
Lamunan Aura terbayarkan oleh kedatangan Amara yang mengajaknya pergi ke mall membeli buku katanya.
"Kak anterin Amara ke mall,"Aura bangun dari meja belajarnya. Ia menghampiri adiknya yang duduk di karpet bulu warna ungu. "Mau beli apa sih? Nanti ya kalau udah reda hujannya,"
"Beli buku kak, kata ayah kalau mau jadi dokter harus banyak-banyak baca buku," ujarnya. Gadis berusia 13 tahun itu memang memiliki cita-cita yang sudah lama ia dambakan.
Ya, kini merupakan tahun keenam kepergian Revan Anggara. Aura kini sudah berusia 22 tahun. Ia tengah disibukkan dengan skripsi yang menentukan lulus atau tidaknya dia. Sebulan lagi tepatnya dia akan menghadapi sidang skripsi. Ia sudah tidak sabar lepas dari genggaman bangku kuliah. Sepintar-pintarnya Aura ia juga manusia yang memiliki sisi lelahnya. Saat ini ia memiliki bisnis baju yang lumayan saat ini belum terlalu terkenal. Ia juga ikut mendesign baju-baju yang nanti akan dikeluarkan.
Andra laki-laki itu sudah menemukan tambatan hatinya kembali. Perempuan tersebut begitu cantik dan baik. Ia juga tidak banyak bicara. Selalu membawa aura positif. Bundanya sangat menyukai perempuan tersebut yang bekerja sebagai akuntan di perusahaannya yang ia pimpin.
Mereka sering bertemu hingga menimbulkan benih-benih cinta. Dia adalah Kirana Leovarinka. Gadis cantik yang selalu sabar menghadapi sikap Andra.
Apa kalian tahu? Sifat Andra sekarang sangat bertolak belakang dengan ia waktu SMA. Sekarang ia tampak lebih berwibawa, dingin, dan berbicara seadanya.
Tapi ketika bersama keluarganya dan Kirana maka sifatnya yang dulu kembali terlihat.
Oke lupakan tentang itu.
Aura dan Amara menatap hamparan buku-buku yang begitu banyak. "Menurut kakak buku yang mana?"
"Untuk sekarang kamu pelajari dulu yang ringan-ringan ya, kayak sistem reproduksi terus sistem pencernaan. Sistem yang menyangkut tentang manusia gitu deh pokoknya," jawab Aura.
Amara menganggukkan kepalanya. "Kakak kesana dulu ya, mau beli buku juga," Aura pergi ke bagian novel, ya hobinya masih sama mengoleksi dan membaca-baca buku novel.
Tangannya secara bersamaan menyentuh satu novel yang bersampul putih dengan seseorang.
"Eh maaf mbak," seorang perempuan berkaca mata dengan rambut yang digerai hendak mengambilnya.
Aura menggelengkan kepalanya tanda tidak apa. "Ambil aja, saya masih bisa cari novel lain," ujar Aura dengan tersenyum ramah.
Sebelum Aura melangkahkan kakinya, perempuan tersebut menahan tangan aura. "Beneran kan?"
"Iya, nggak apa." Aura masih tersenyum. Tipe seseorang yang tidak melaksanakan kehendaknya. Ia sudah berubah, tidak seperti dulu yang suka memaksa kehendak, selalu ingin menang, dan egois. Maklum masih ABG, wajar.
Perempuan tersebut hanya menganggukkan kepalanya. Pertama kali ada seseorang berlaku baik padanya. Biasanya orang-orang yang tidak kenal dan kenal padanya selalu arogan bahkan sok berkuasa.
Selesai membeli buku tersebut, Aura dan Amara sedang makan di salah satu cafe mall. "Kak menurut kakak aku harus sekolah dimana?"
"Kamu pengennya dimana?"
"Aku masih bingung,"
"Memilih sesuatu harus didasari dengan keyakinan, jika sudah yakin maka ambil keputusan. Pastikan pilihanmu tidak akan membuat kamu menyesal nantinya," ujar Aura, ia merasakan penyesalan setelah kepergiannya Revan. Ia hanya mengambil keputusan sepihak tanpa mau mendengar dan memahami Revan.
"Nanti Amara pikirkan, kakak bantu-bantu juga ya,"
"Pasti!"
Sesampainya di rumah ia melihat sang kakak yang tengah bermanja dengan kekasihnya yaitu Kiran.
Kakaknya sedang tidur di pangkuan si gadis, sedangkan si gadis mengelus lembut rambut tebal Andra. Tipikal perempuan lembut yang selalu bisa menghadapi segala permasalahan dengan pikiran dingin.
"Ekhm," Aura berniat menggoda keduanya yang sedang asik mengobrol.
"Eh Aura," Buru-buru Kiran menyuruh Andra untuk bangun dari pangkuannya. Tapi, karena Andra nya begitu makanya ia tidak bangun-bangun.
"Biarin aja kak, emang ngeselin anaknya. Pasti nggak ada ayah bunda makanya berani begini kan?" Aura langsung duduk di depan mereka berdua.
"Iri yang nggak bisa mesra-mesraan juga," sindir Andra yang kini duduk kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Kiran.
"Biasa aja sih sebenarnya, aku cuma kasihan aja sama kak Kiran, kok busa gitu ketemu sama orang nyebelin kayak kamu, kak."
"Yah, dia nggak tahu seberuntung apa kamu dapetin aku," sombong Andra kepada Aura.
"Yang ada Kak Andra yang beruntung dapetin kak Kiran," jawab Aura.
"Kita sama-sama beruntung, Ra. Kita punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dibalik semua itu kita juga saling melengkapi," ucap lembut Kiran.
"Kak Kiran emang pantes banget buat jadi kakak ipar Aura. Cepet-cepet ya nikahnya, terus ngasih ponakan lima. Kembar cowok cewek terus yang lainnya bebas deh," suruh Aura seenaknya yang membuat mata Andra melotot.
"Lo kira buat anak gampang,"
"Nggak tahu!" jawab polos Aura.
"Udah sana-sana, pergi mending belajar. Bentar lagi mau skripsian kan. Fokus habis itu lulus jadi sarjana. Terus cari kerja, baru cari jodoh!" Aura merenggut kesal dengan pengusiran yang dilakukan oleh kakaknya itu.
Ia tidak langsung pergi melainkan menguping pembicaraan kakaknya yang membahas mengenai Zeluska .
Ia mendengar jika sebentar lagi akan ada reunian dimana seluruh anggota Zeluska berkumpul untuk merekrut anggota baru mereka."Itu artinya ada Revan dong," gumamnya.
Apakah Revan sudah kembali dari Amerika?
Apakah selama ini Revan sudah lama di Indonesia?
Kenapa bisa-bisa mereka langsung merekrut anggota baru."oh ya kan ada kak Devan, udah lama nggak ketemu mereka," Mereka yang dimaksud adalah anggota Zeluska termasuk Revan dan Sahabatnya Dinda yang sedang kuliah di London.
Devan ikut kesana, karena ingin menjaga Dinda. Sedangkan Zeluska diurus sementara oleh Arya dan Andra.
Aura langsung menuju kamarnya. Jika ditanya bagaimana perasaannya masih sama dengan Revan? Jawabannya iya.
Apakah Aura lupa dengannya? jawaban nya juga tidak.
Tapi apakah Aura mau kembali dengannya? Jawabannya entahlah.
Karena Aura yakin, Revan pasti sudah menemukan tambatan hati yang lebih darinya. Yang bisa bersikap dewasa, yang bisa mengerti kondisi Revan. Dan yang pasti tidak egois sepertinya.
Bahagia selalu
Tinggalkan masa lalu
Lupakan tentangku
Kenangan itu biar terkubur
Cari pendamping mu
Tersenyumlah selalu
Hilangkan rasa ragu
Melangkah tanpa melihat yang lalu
Ada seseorang yang pantas tengah menunggu, kehadiranmu.
- Aura Revita untuk Revan Anggara.Kamu terlalu baik
Untuk aku yang egois
Dirimu lebih penting dari apapun
Sudah cukup mengalahnya
Kamu pantas mendapat yang lebih baik, dari aku.
-Aura RevitaJika memang semudah itu
Melupakan, harusnya aku sudah lama menemuimu lantas menjadikan mu sebagai teman, teman yang pernah aku impikan menjadi teman hidup.
-Revan Anggara
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN ANGGARA
Teen FictionRevan Anggara, sosok laki-laki yang penuh akan luka di masa lalunya. Namanya sangat terkenal di arena jalanan. Sosok ketua geng motor yang sangat ditakuti oleh lawannya. Sampai sekarang masa lalu Revan belum selesai, lawan yang dulunya adalah sahaba...