Andra berada di gudang yang sama
disaat Alan membunuh Dania. Andra nekat melakukan aksi ini. Tidak ada yang tahu. Anggota Zeluska hanya tahu bahwa Andra pergi ke rumah memberitahu orang tuanya dan memberitahu ayahnya agar ikut mencari Aura dengan koneksi yang ayah Aura punya. Sedangkan anak-anak Zeluska berada di markas Venura. Dengan harapan membawa Rafa serta kamera yang ia bawa.Sosok laki-laki dengan goresan di pelipisnya datang. Ia adalah Devan. Devan membawa balok kayu yang ia ambil tadi di depan pintu markas. "Ngapain kalian kesini?" tanyanya dengan dingin.
"Kita kesini mau nyelesain misi,"
"Misi apa?" celetuk salah satu anggota Venura.
"Misi siapa sebenarnya dalang pembunuhan Dania," tekan Arsha.
Devan memejamkan mata. Mendengar nama Dania sungguh membuatnya lemah. Devan kembali membuka matanya menatap nyalang Arsha dan seluruh anggota Zeluska. "Semua udah jelas. Revan tersangka, Dania korban dan Alan juga korban!"
"Alan, masih aja percaya si tukang adu domba. Lo sadar nggak sih Dev, Alan cuma manfaatin lo, Alan juga ngasut Lo, Alan itu bangsat!" teriak Kris menarik kerah jaket yang digunakan Devan.
"Lo yang bangsat. Lo semua bantuin Revan, harusnya lo itu jauhin dia karena dia pembunuh!"
"Yang duluan kenal Revan siapa sih? kita atau Lo? Lo yang dari kecil sama dia, masak nggak tahu sifat asli dia,"
"Manusia bisa berubah!" jawabnya dengan dingin.
"Emang manusia bisa berubah, dan yang berubah orang yang selama ini lo bela bukan Revan. Revan selalu jadi sahabat yang baik buat Lo," ujar Kris.
"Dan asal Lo tahu, yang bunuh Dania bukan Revan. Temen lo si Alan. Lo tahu? Sekarang siapa yang bakal jadi target selanjutnya? Aura!" teriak Arsha yang sudah begitu muak dengan Devan.
Sejenak Devan terdiam. Aura kenapa dia? Arya kemudian langsung menarik Devan membawanya ke mobil jep milik bang Arman.
"Lepasin gue," ronta Devan.
Satria dan akash memegang kuat tangan Devan kencang. "Lo harus ikut, semuanya harus selesai sekarang. asal Lo tahu gue bawa buktinya. Mau dengerin?" Devan menganggukkan kepalanya ragu.
Arsha memutar rekaman itu. Rekaman suara dari hp Dania. "Darimana lo dapet?"
"Dari rumah Lo," sela Kris.
Arsha mematikan rekaman. "Semua bukti ada di hp dania, dan Lo sama sekali nggak percaya Revan. Berapa kali Revan bilang kalau buktinya ada di hp Dania, dan dengan keras kepalanya lo nggak percaya!" ujar Arsha.
Devan mendengar rekaman tersebut. Teriakan Dania, suara Revan yang meringis, dan juga bentakan Alan ke Dania. Devan menggelengkan kepalanya.
"Tapi waktu itu, Dania bilang kalau yang lakuin itu adalah Revan!" balas emosi Devan.
"Dania diancam!" ujar datar Arya.
"Tapi buktinya rekaman ini bilang yang bunuh adalah Alan. Revan korban!" jelas Kris.
"Lo bahkan denger alasan si Alan ngelakuin semua itu kan?" lanjut Kris.
Devan mematung. Bisa-bisanya ia tertipu dengan Alan, sahabatnya. Alan yang sangat ia percayai. Ia terlalu fokus dengan akhirnya, ia tidak tahu sebab awal yang ia tahu hanya bagian akhir yaitu Dania yang berlumuran darah di pangkuan Revan yang memegang pisau.
Ia teringat kini dengan apa yang telah ia lakukan ke Revan. Revan sahabatnya, terlalu baik. Berapa kali ia menyakiti nya tapi sahabatnya itu tetap baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN ANGGARA
Teen FictionRevan Anggara, sosok laki-laki yang penuh akan luka di masa lalunya. Namanya sangat terkenal di arena jalanan. Sosok ketua geng motor yang sangat ditakuti oleh lawannya. Sampai sekarang masa lalu Revan belum selesai, lawan yang dulunya adalah sahaba...