PART 6 | PELAJARAN

716 35 0
                                    

HAPPY READING

MY READERS 🌸

Hari ini pelajaran olahraga untuk kelas sepuluh IPA 1, namun sayangnya guru pengajar tidak hadir karena sedang sakit. Oleh sebab itu Revan dan kawan-kawan disuruh mengajari mereka karena mereka adalah anggota basket dan hari ini mereka juga free class.

"Berapa jumlah kalian?" tanya Andra.

Aura menjawabnya, "ada tiga puluh lima, kak."

Andra menganggukkan kepalanya. "Bagi kalian menjadi tujuh kelompok setiap kelompok beranggotakan lima. Waktu pencarian kelompok cuma lima menit. Dalam lima menit nggak punya kelompok kakak hukum kalian semua!!" perintah dengan tegas Andra.

Lima menit berlalu, mereka telah memiliki kelompok masing-masing. "Hari ini kita tanya jawab teknik dasar bola basket, terus praktek." ujar Arsha.

Aura berkelompok dengan ketiga teman barunya dan salah satunya adalah gadis pendiam yang namanya Nisha. Andra dan juga Revan tengah menjelaskan teknik-teknik bermain bola basket. Para gadis memandang nya dengan tatapan memuja sedangkan Aura tak berani menatap Revan. Masih soal yang kemarin, ia takut salah menjawabnya dan takut membuat Revan sakit hati.

Tatapan Aura hanya tertuju pada lantai lapangan yang bersemen. Bahkan ia tak mendengar penjelasan dengan baik ia memikirkan kata-kata Revan kemarin.

"Kalau ada yang sedang bicara, tatap wajah orang yang sedang bicara. Wajah saya bukan di bawah," sindir pedaa Revan ke Aura.

Aura sontak langsung menarik wajahnya dari yang menunduk langsung menatap wajah Revan. Revan yang ditatap dengan wajah tak bersahabat Aura hanya tersenyum tipis. Aura sangat tidak suka disindir, apalagi ini semua terjadi karena kata-kata yang keluar dari bibir Revan.

"Ada yang bisa menjelaskan kembali mengenai teknik-teknik yang kakak jelaskan?" tanya Revan.

Tidak ada yang bersuara, sebuah tangan dengan pergelangan dilapisi jam tangan warna pink tampak menjulur ke atas milik. Ia adalah seorang gadis yang tadi disindir oleh si kakak sindir. Bagi Aura ini adalah sesuatu yang mudah, penjelasan ini sudah ia pahami sejak di bangku smp kelas tujuh.

"Kamu, siapa namanya?" tanya Revan dengan nada songongnya, tentunya membuat Aura jengkel padahal ia sudah tahu namanya.

"Aura, kak." jawab Aura.

"Silahkan berdiri di samping kakak, dan jelaskan teknik-teknik dari bola basket!" perintah dengan tegas Revan.

Aura menatap tajam Revan, kemudian tatapannya berubah lembut ketika melihat sang kakak. Matanya menyiratkan pertolongan agar si kakak membantu, tapi sayangnya hari ini kakaknya tak berpihak padanya tapi pada sahabatnya. Bahkan ia malah mengejeknya dengan tersenyum jahil.

"Awas aja nanti di rumah!" batin Aura.

Tak lama Aura dan Revan saling tatap. Aura dengan tatapan yang ingin mengajak bergulat sedangkan Revan dengan tatapan nakal namun terselip suatu tatapan memuja hanya untuk Aura, Aura semakin jengkel melihatnya.

Aura dengan juteknya menjelaskan semua materi tersebut. Bahkan tak ada senyum, wajah dingin nan datarnya kini menjadi andalannya.
"Permainan bola basket terdiri dari lima orang. Berikut merupakan teknik-teknik permainan bola basket.
Pertama, Chest pass adalah lemparan atau umpan dua tangan yang dilakukan dari depan dada dilakukan dengan kencang sehingga luncuran bola cepat," Jeda sebentar Aura untuk bernafas.

REVAN ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang