Tepat hari ini 8 tahun berdirinya Zeluska. Zeluska yang awalnya hanya dikenal sebagai pengacau jalanan, geng motor tidak layak berada di jalanan karena sering kalah ketika adu balap. Tapi lihat, selama dua tahun itu mereka bekerja keras agar mereka tidak ditindas oleh geng motor lainnya hang sudah merasa besar.
Mereka semua anggota Zeluska memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Revan, Devan, Andra si jago balap.
Arsha, Kris, Dean si suka bertengkar dan si paling jago berantem dan si pelawak.
Arya, Satria, Akash si lembut dan cool. Mereka selalu mencari jalan keluar atau menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Bima, Dafa, dan Rafan si paling suka mencetuskan ide-ide berkegiatan yang positif.8 tahun lalu mereka terbentuk karena secara ketidaksengajaan. Arman adalah orang penting yang menyatukan mereka. Membentuk kebersamaan mereka. Mengenalkan mereka pada dunia luar yang tidak seburuk yang dipikirkan.
Arman selalu memberikan wejangan-wejangan positif untuk mereka. Arman selalu memantau keadaan mereka, selalu memastikan bahwa adik-adiknya tidak salah langkah.
Membicarakan mengenai Arman, laki-laki itu telah dikaruniai dua orang anak laki-laki. Dan saat ini istrinya sedang mengandung anak ketiga yang katanya akan lahir kembar.
12 motor mewah terparkir di halaman markas Zeluska. Mereka berkumpul kembali. Menunaikan janji yang telah mereka umbar 6 tahun lalu. Tidak saling melupakan, komunikasi berjalan, kembali dengan kebanggaan.
12 orang laki-laki dengan jaket hitam bergambar logo Zeluska di belakangnya menatap bangunan yang menjadi saksi bisu kebersamaan mereka.
"6 tahun coy! Gue kangen banget sama kalian!" teriak Arsha, ya laki-laki itu masih dengan sifat yang sama. Hanya di waktu bekerja saja ia serius. Selebihnya ia masih Arsha yang suka menebar tawa, dan suka bercanda.
Mereka kemudian mengambil posisi melingkar lalu berpelukan. "Cepet banget!" Kris berteriak tidak menyangka bahwa mereka akan kembali bersama dalam keadaan baik-baik saja. Tidak terjadi pertengkaran atau konflik apapun. Itu karena mereka selalu menyempatkan untuk saling berkomunikasi walaupun sedang sibuk.
Pelukan terlepas, pintu terbuka. 2 orang perempuan dan satu laki-laki dewasa berdiri ketika pintu itu terbuka.
"Happy eight anniversary, Zeluska!" ujar senang Dinda. Ya gadis itu, telah kembali dari London. Padahal tinggal satu bulan lagi ia lulus, gadis itu cukup berani.
"Hai," sapa Revan, Dinda memeluk Revan yang sudah lama tidak ia temui secara langsung. Mereka hanya bertemu secara virtual.
"Kangen banget sama kak Revan," ucap Dinda dengan tulus. Kakak tidak sedarah nya ini sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya.
Revan mengelus lembut punggung Dinda. "Sama Aura?" bisik Dinda pelan.
Mendengar nama itu, Revan menjadi beku sejenak. Ia melepaskan pelukannya. "Nanti aja bahasnya,"
"Gimana kuliahnya?" tanya Revan ke Dinda. Revan duduk bersama Dinda di meja bar.
Sedangkan yang lainnya ada yang sedang menonton film, bermain game, bermain pingpong, dan kesibukan lainnya.
"Satu bulan lagi sidang," jawab Dinda.
"Kenapa malah ke Indonesia, kamu harusnya tetep di London. Pelajari itu kalau nggak revisi," protes Revan.
Dinda menggenggam tangan Revan guna menyiratkan bahwa semuanya baik-baik saja."Aku yakin kok kak, aku bakal lulus. Semua materinya udah aku pahami. Aku selalu ingat kata kakak, materi itu dipahami bukan dihafal," jelas Dinda sambil menirukan suara Revan.
"Kak jangan marah ya,"
"Kenapa? Aura!"
"Kakak nggak mau ketemu dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN ANGGARA
Teen FictionRevan Anggara, sosok laki-laki yang penuh akan luka di masa lalunya. Namanya sangat terkenal di arena jalanan. Sosok ketua geng motor yang sangat ditakuti oleh lawannya. Sampai sekarang masa lalu Revan belum selesai, lawan yang dulunya adalah sahaba...