PART 2 | SENIN PERTAMA

1.5K 61 6
                                    

HAPPY READING


Ada baiknya dengarkan penjelasan sebelum menyerang nya.
-Revan Anggara.

Hari kedua namun senin pertama adalah kembalinya para siswa dan siswi baru di SMA Gada Putra untuk menerima segala kejahilan dari para seniornya. Sungguh menyebalkan. Panas-panasan, segala hukuman, dipermainkan tapi kata si ketua osis hanya untuk bersenang-senang.

Panas matahari begitu menyengat kulit mereka. Ada yang tangannya sudah berada di dahi, name tag yang sudah beralih fungsi menjadi kipas angin alami, dan juga rambut yang tadi rapi kini telah berantakan akibat tanagan nakal yang menggaruk kepala.

"Oke sekarang kalian buat pantun cinta, nanti salah satu dari tim cowok harus mewakilkan dan juga sebaliknya. Waktunya sepuluh menit. Kerjakan!!" Perintah si ketua osis perempuan yang tegasnya minta ampun.

Hening sejenak dan ambyar kemudian. Semua berisik karena si ketua dan wakil pergi ke ruang guru. "Hai," sapa seorang gadis ke Aura.

"Hai," balasnya dengan tersenyum.

"Boleh nggak ikut disini, disana banyak banget yang jahilin gue," curhat si gadis dengan name tag Milandra Alea.

"Boleh Mila." Balas Aura sambil melirik ke name tag Mila.

Sepuluh menit telah berlalu sang ketua osis yang tegas dan cekatan telah kembali datang. Seluruh siswa-siswi hening tak ada yang berani bicara.

"Jadi selesai puisinya adek-adek ?" tanya nya namun terselip nada sindiran.

"Sudah," jawab mereka serentak, pastinya dengan semangat pula.

"Kalau sudah siapa yang mau duluan maju?" tanyanya dengan menaikkan salah satu alisnya.

Semuanya hening. "Kok diem, katanya sudah," nada yang terdengar begitu terselip banyak sindiran yang begitu menjengkelkan.

"1,2,3 nggak ada yang maju kakak tunjuk," ujarnya degan tegas.

"Maju, dek." tunjuk ketua osis dengan menunjuk seorang gadis yang tak lain adalah Aura. Aura yang hanya diam tapi malah ditunjuk tentunya terselip perasaan yang ingin mencabik-cabik si ketua osis.

Aura dengan wajah yang agak malu langsung munuju ke depan. "Yang cowok nggak ada yang maju," ucap si wakil ketua.

"Masa dikalahin sama cewek sih, malu nggak tuhh," sindiran yang cukup pedas.

"Kamu maju," tunjuk nya dengan nada datar. Cowok tampan namun sepertinya nakal.

"Ayo siapa yang mau duluan,"

"Cowok cewek," barengan seluruh murid.

"Siapa nih,"

"Cowok lah," ucap serentak para murid perempuan.

"Ia cowok," imbuh serentak pula para murid laki-laki.

"Nah kamu udah selesai pantun cintanya,"

"Sudah kak," bisiknya.

"Kok bisik-bisik,"

"Kamu tampang aja keren tapi suaranya kecil,"

REVAN ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang