PART 13 | PERTENGKARAN MANIS

574 25 0
                                    

HAPPY READING

Revan berada di depan kelas Aura, ia sedang menunggu pujaan hatinya yang sedang marah kepadanya. Sekarang merupakan jam pulang untuk mereka. Di dalam kelas tersisa hanya tiga orang perempuan dan dua orang laki-laki yang sedang melakukan piket kelas. Aura tengah menyapu dengan asiknya. Sampai tak menyadari bahwa Revan berada di pintu depan.

"Aura!" panggil Revan dengan ramah.

Aura yang dipanggil langsung menengok. "Kak Revan," batinnya. Ia sangat kesal saat ini untuk apa cowok ngeselin itu datang.

"Kenapa?" tanya Aura dengan nada juteknya.

Revan mengerutkan dahinya, ia tahu pasti Aura tengah marah dengannya, sebagai balasam ia hanya bisa tersenyum dengan jail. "Kok jutek sih?" tanya Revan yang pura-pura bingung.

"Emang kenapa?" sarkas Aura yang kini melipat kedua tangannya di dadanya.

"Cantiknya ilang," jawab Revan dengan gombalan tak berguna nya bagi Aura.

"Nggak usah ngegombal,"

"Emang bener kok,"

"Terserah!"

Revan memutar bola matanya, ia kemudian memandang sekitar, kini ia memiliki ide untuk meluluhkan kembali hati gadis nya yaitu Aura. Revan kemudian mengambil tempat sampah yang ada jauh dari kelas Aura entah kenapa bisa sampai jauh. Ia berniat membantu Aura, agar Aura bisa memaafkan dengan mudah.

Aura langsung mengambil tempat sampah yang Revan bawa kemudian menaruhnya di sampingnya."Ngapain diambilin? Bisa sendiri."

"Biar nggak capek," balas Revan dengan senyum tipis tapi menawan jika dilihat.

Aura yang melihatnya tentunya ia salting mendadak melihat senyum milik dari Revan yang tipis dan menawan. Untuk meminimalisir saltingnya itu ia menjawab Revan dengan cuek dan juga nada amarah."Cuma kesana nggak bikin capek," katanya dengan cuek dan tambah jutek.

"Terserah terpenting gue udah bantuin lo," balas Revan dengan memasukkan tangannya ke kantong celananya.

"Nggak butuh, tuh."

"Lain mulut lain hati,"

"Maksudnya?"

"Bilangnya aja nggak butuh tapi dalam hatinya mau,"

"Sok tahu, minggir!"

Aura mendorong Revan dengan keras, hampir saja ia terjatuh, untung Revan langsung memegang tangan Aura. Untuk saat ini pandangan mereka bertemu, namun langsung di putus oleh Aura.

"Udah cueknya, gue kesini mau minta maaf," Akhirnya Revan mengucapkan niatnya datang menemui Aura setelah pertengkaran manis yang tak kunjung ada ujungnya.

"Minta maaf? Emang salah apa?" tanya Aura yang masih sibuk membawa sampah ke tempatnya.

"Soal tadi, Lo cemburu kan liat gue sama cewek yang duduk di samping gue?" jelas Revan yang kini mendekati Aura kemudian kini berada di depan Aura.

"Idih gr, maaf ya ." Aura mengibaskan tangannya ke Revan.

"Idih munafik," cibir Revan.

REVAN ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang