HAPPY READING
Setiap kejadian dimana Aura dan Revan bertemu atau bersama tak pernah lepas dari para mata-mata Devan. Saat ini ia mendengar bahwa Aura tengah bersama Revan, hal tersebut tentunya membuat Devan mengepalkan tangannya, ia berusaha menahan emosi. Kini ia sedang berada di basecamp nya. Tengah menunggu info lain dari para anggota lain.
Ia kali ini tidak merasa menang, ia kembali merasakan kekalahan karena ternyata Revan sama sekali tak merasa hancur tapi malah baik-baik saja. Padahal tujuan awalnya adalah menghancurkan Revan.
Ketika salah satu dari anggota Venura datang, Devan langsung meninjunya. Selalu, jika sedang emosi maka yang menjadi sasaran adalah orang pertama yang ia lihat. Maka dari itu jika emosi ia akan berada di tempat yang tertutup. Jika di tempat terbuka siapapun akan bisa ia hajar. Karena Devan tak pandang bulu dalam memukul orang kecuali perempuan.
"Gue bilang jangan dateng sebelum gue yang temuin kalian!" bentak Devan ke anggota yang kita sebut saja namanya Dika.
"Bangun Lo! Keluar!" Devan yang masih emosi langsung kembali membentak si Dika.
"Tapi ini penting bos,"
"Nggak ada yang penting daripada nyawa lo! mending sekarang lo pergi!"
Devan langsung mendorong Dika keluar dan langsung mengunci pintu nya. Ia kini mencoba untuk menenangkan emosi nya. Sebenarnya ia juga tak ingin seperti ini karena masa lalu yang bisa mengubah nya menjadi buruk dan masa lalu juga yang hanya dapat mengembalikan semuanya menjadi normal kembali.
Amarah dari Devan telah mulai menurun kini ia menghampiri para anggotanya dan menyampaikan sesuatu yang akan kembali membuat suasana semakin memanas.
"Bilang ke Revan! Sekarang kita tanding,"
"Lo lagi emosi! Gue nggak biarin lo sekarang tanding." ujar sahabat yang paling dekat dengan Devan yaitu Rafa.
"Gue nggak suka di halang!" Devan menendang salah satu kursi yang berada di dekatnya.
Mata Devan kini berwarna merah, ia tak suka melihat yang menjadi miliknya bersama dengan orang lain. Walaupun ia tak benar-benar mencintai Aura tapi tetap ia tak suka karena Aura adalah miliknya sekarang.
Kedua tangannya sudah mengepal bersiap memukul salah satu atau sebagian dari anggota nya. Baginya melihat senyum Revan adalah salah satu dari kekalahan nya dan ia tak suka itu. Ia ingin Revan hancur-sehancurnya dan tidak pernah ada senyum atau warna yang menghiasi kehidupan.
"Ambil air!" perintah Rafa ke Dika.
"Lo mending tenang, Dev."
"Tenang? Nggak bisa malem ini gue harus bisa bantai dia!"
"Mau sampe kapan lagi lo gini,"
"Lo sekarang bantai Revan, terus apa yang nanti lo dapetin?" tanya Rafa yang sebenarnya sudah hampir pasrah akan kelakuan sahabatnya yang satu ini. Devan langsung diam, karena memang jika menyerang Revan pasti hanya babak belur dan juga kekalahan yang akan ia dapatkan. Karena pastinya mereka akan berbuat curang.
Rafa yang merupakan sosok terdekat dengan Devan. Rafa mengetahui segalanya. Rafa mengetahui segala rencana yang akan dilakukan oleh Devan dan Rafa juga seorang yang selalu membantu Devan ketika emosi. Rafa sangat pandai dalam hal itu. Karena Rafa merupakan sosok yang selalu untuk Devan, maka dari itu saat ini ia bersama Devan walaupun Devan melakukan segala kecurangan atau kesadisan, Rafa selalu ada untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN ANGGARA
Novela JuvenilRevan Anggara, sosok laki-laki yang penuh akan luka di masa lalunya. Namanya sangat terkenal di arena jalanan. Sosok ketua geng motor yang sangat ditakuti oleh lawannya. Sampai sekarang masa lalu Revan belum selesai, lawan yang dulunya adalah sahaba...