PART 39 | HARI KELULUSAN

470 23 5
                                    

Revan dan seluruh teman-temannya selama sebulan ini tengah disibukkan dengan ujian yang akan dilaksanakan bulan depan.

Mereka sedang berada di perpustakaan, pastinya membaca buku. Walaupun diantara mereka yang sudah menguap bahkan tidur dengan ditutupi buku bacaan mereka.

Arsha bangun dari tidurnya, ia mendapati seluruh teman-temannya ada yang membaca buku, mencatat, dan menganggukkan kepalanya karena mengerti dengan apa yang dibaca.

"Lo nggak ngantuk?" tanya Arsha ke Dean yang sibuk menjawab soal.

"Tadi sih ngantuk, tapi ketika gue ingat mimpi gue. Ngantuk gue ilang," jawab Dean tanpa melihat Arsha.

"Ini bentuk usaha gue, biar masuk kampus impian," lanjut Dean.

"Lo tahu gue juga daritadi ngantuk, tapi tetap paksain sih,"

Arsha menganggukkan kepalanya. Ia melanjutkan membaca buku, tapi kantuk kembali menyerangnya. "Ngantuk lagi, gue tidur ya. Nanti kalau bel bangunin, gue capek kemarin begadang,"

"Begadang ngapain?"

"Biasa main game,"

"Game mulu, gue kirain belajar,"

Semua yang mendengar bagaimana kelakuan Arsha hanya bisa geleng-geleng kepala, bisa-bisanya di detik-detik ujian malah sibuk bermain game.

"Eh, ngemeng-ngemeng kalau kita udah lulus terus kalian pada kuliah, siapa yang bakal ngurusin zeluska? Zeluska nggak punya penerus kan?" jelas arsha yang dari kemarin ia memikirkan tentang zeluska kedepannya.

"Zeluska bakal tetap ada, ada Devan yang bakal gantiin gue. Ya kalau kalian liburan nanti bisalah kita kumpul-kumpul," jawab Revan.

"Lo nggak mau nyari penerus gitu?"

Revan menggelengkan kepalanya. "Kalau kita masih mampu ngontrol, ngapain nyari pengganti. Tapi nggak menutup kemungkinan, Zeluska akan punya penerus kedepannya,"

Revan kemudian mengambil hp-nya karena ada satu pesan masuk dari Aura. Ia tersenyum membacanya.

"Gini nih, kalau udah bucin. Senyum-senyum sendiri kayak orang gila," sindir Arsha yang agak geli melihat Revan tersenyum. Geli tapi tetap senang karena pada akhirnya Revan berhasil mendapatkan Aura.

"Iri aja Lo, makanya cepet-cepet tembak si Hilda. Biar Lo juga bisa bucin," ujar Andra.

"Dan senyum-senyum sendiri," tambah Kris.

"Dia nya cuek bro, berapa kali gue deketin selalu ngindar. Padahal kan yang fuckboy bukan gue, tapi si onoh dan si onoh," tunjuk Arsha ke Kris dan Satria.

"Enak aja gue bukan playboy," elak satria.

"Ya tapi sadboy, masak Lo bisa kecolongan sih. Diselingkuhin lagi, emang tuh cewek nggak ada syukur-syukurnya, padahal kan Lo setia banget," ucap Andra.

"Namanya juga hubungan pasti ada di fase capeknya, dan ada fase harus mengakhiri juga kalau udah nggak kuat," ungkap satria tegar.

"Temen gue nih," puji akash sambil merangkul satria. Menguatkan temannya ini. Laki-laki dengan blasteran India itu sangat mengetahui bagaimana keadaan temannya yang sedang ia rangkul.

Satria sudah mengikhlaskan semuanya, lagian juga mereka masih anak muda. Yang harus terbiasa menerima bagaimana jatuh cinta sekaligus gagal cinta."Gue udah move on, tenang aja. Mati satu tumbuh seribu Arsha said,"

"Dia bukan yang terbaik. Kalau dia yang terbaik pasti bakal tetep ada di sisi Lo sekarang," kata Revan yang juga tahu nasib percintaan Satria. Walaupun ia tidak diselingkuhi tapi ia tahu bagaimana rasanya dikhianati.

REVAN ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang