PART 25 | PUTUS

536 23 0
                                    

Happy Reading 🌸

Benar kata Revan kemarin malam, siang ini Devan menemuinya bahkan Devan menunggu nya di belakang sekolah melalui pesan singkat yang ia kirimkan baru saja. Aura dengan tergesa-gesa menuju Devan, ia bertekad meminta maaf dan juga mendengarkan keluh kesah dari Devan. Ia tidak akan bertanya-tanya tentang Devan ia hanya akan mendengarkan, lalu apakah bisa Aura melakukan nya? Entahlah.

Terlihat seorang laki-laki dengan jaket hitam dan celana abu-abu duduk di kursi yang tersedia, pandangan nya lurus ke depan seperti tengah memikirkan masalah yang rumit. Tentunya masalah yang ia pikirkan adalah cara membantai Revan. Tak ada lagi hanya itu, bagaimana caranya menghabisinya, bagaimana cara melenyapkan, dan bagaimana caranya agar ia dapat membalas segalanya. Hanya itu tidak ada lagi. Semua tentang menghancurkan Revan, bahkan selama seminggu ini Devan merencanakan segalanya bersama dengan, 'dia'. Salah satu rencana yang ia susun telah gagal, besok malam ia akan menjalankan rencana selanjutnya, dan kita akan lihat bagaimana Revan dalam mengahadapi musuh-musuhnya yang terobsesi akan kehancuran nya.

"Kak Devan," Panggilan lembut nan hangat memasuki pendengaran nya. Bagaimana bisa Devan menjadikan seorang gadis tulus untuk membalaskan dendam nya. Apakah ia tak kasihan melihatnya? Keluarganya saja tidak pernah menyakitinya. Sedangkan dia dengan sesuka hatinya mempermainkan perasaan dari seseorang yang tulus menyayangi nya.

Andra sebenarnya juga sudah tidak tahan melihatnya, kelak ia akan menyesali segalanya karena telah membiarkan adiknya berdekatan dengan laki-laki bejat ini. Andra juga tidak bisa melakukan apapun, karena Revan tidak mengijinkan agar Aura tahu segalanya tentang Devan. Revan tak ingin Devan di pandang sebelah mata. Lihat! Begitu banyak yang menyayangi nya tapi mengapa dia tidak pernah sadar, Dia hanya dia hanya dibutakan oleh masa lalu yang tidak benar adanya, semua hanya pembohongan dan pembodohan. Seberapa keras Revan mencari buktinya tetap saja ada yang menghilangkan nya, tapi kini ada seseorang yang akan membantu Revan dalam mengungkap kebenarannya. Si dia tidak akan bisa mengganggunya dan memberantakkan nya karena sebentar lagi dia akan datang.

Devan menoleh ke arah datangnya suara yang mengalun lembut di pendengarnya. Sesaat ia tersenyum namun hanya satu detik senyum itu menghilang, Aura yang senang diberikan senyum ikut tersenyum tapi senyumnya langsung lenyap karena Devan menghapus nya.

"Sini duduk," Devan menepuk sisi kursi yang kosong, ia menyuruh Aura agar berada di sampingnya.

Cukup lama mereka terdiam tak lama kemudian Devan mulai membuka suara. "Selama gue nggak ada, apa aja yang Lo lakuin sama Revan?" Mendengar pertanyaan dari Devan tentunya membuat Aura terkejut, apakah Devan mencurigai nya selingkuh?

"Kita nggak ngapa-ngapain," jawab Aura dengan tenang, karena memang benar dia dan Revan tidak ada hubungan spesial, tapi Revan yang menganggap Aura sebagai orang yang spesial dalam hidupnya.

Devan tersenyum smirk lalu berbicara dengan nada datarnya. "Nggak usah bohong!"

"Aku nggak pernah bohong," Aura menggelengkan kepalanya, tidak percaya bahwa orang yang ia sayangi malah menuduhnya dengan kejam.

"Jujur, please!" ketus Devan.

"Aku udah jujur, kalau kak Devan nggak percaya buat apa kita menjalani suatu hubungan?!" Aura yang sangat marah karena Devan sepertinya tidak percaya padanya.

"Ohh Lo mau putus?" tanya Devan dengan senyum smirk dan nada datarnya.

"Kak Devan aneh! Dateng-dateng langsung nuduh gimana sih maksudnya?" Aura sangat marah sekarang, Devan yang ia anggap akan selalu percaya padanya tapi malah menuduhnya dengan tuduhan yang tak pernah ia lakukan.

"Tapi emang kenyataan kan, Lo punya hubungan istimewa sama Revan!" Devan terus menuduh Aura agar Aura merasa terpojok dan Devan lah yang menang. Tapi tetap saja, dia tidak akan menang karena tuduhan yang ia berikan salah dan Aura adalah sosok yang sangat jujur. Ia memang juga menyukai Revan tali dia juga berusaha untuk menjaga hatinya agar tidak tertuju pada Revan.

REVAN ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang