HAPPY READING
Aura dan Dinda sudah berada di markas anak Zeluska. Aura mengingat terakhir kali ia kesini bersama dengan Revan. Masih sama, markas yang bersih, rapi, dan serem tentunya.
Aura dengan wajah tidak sukanya melihat Revan yang baru saja keluar dari ruangannya. "Mau ngomong apa sama dia?" tanya Aura.
"Ngomongin orang yang pernah Lo temuin waktu itu," jawab Dinda.
"Gue udah bilang, kalau gue lupa. Jadi kita balik aja, gue males ketemu dia,"
"Heh! Lo sayang kan sama kak Revan?"
Aura diam.
"Gue tahu lo sayang, dan ini saatnya nunjukin rasa sayang Lo. Bukan dengan ucapan melainkan tindakan,"
Aura pasrah ditarik ke arah Revan yang duduk di tangga menuju keatas atap.
"Jadi mau ngomong apa?" tanya Revan menatap Aura dan Dinda bergantian.
"Em gini kak, Dinda udah kasih tahu Aura tentang masalah nya," ujarnya dengan gugup.
Revan menatap Dinda tajam. Seumur-umur baru kali ini ia ditatap setajam itu oleh Revan. "Jangan marah ya," ucap Dinda yang kini duduk di samping Revan.
Aura yang melihat interaksi antara Revan dan Dinda hanya bisa memandang mereka dengan tatapan tidak enak.
"Semuanya dia tahu?" tanya Revan sambil menghela nafas.
"Separuh, tapi nanti separuhnya lagi kak Revan yang ngasih tahu," bisik Dinda bahkan kini ia membisikkan tentang orang yang pernah ditemui Aura.
"Kamu ke dalem, biar kita berdua yang bicara disini,"
"Iya deh, yang mau berduaan,"
"Masuk ke dalem," gertak Revan ke Dinda yang menggodanya. Sedangkan Aura hanya bisa memandang aneh keduanya. Tadi mesra sekarang galak-galak kan. Ternyata Aura masih belum mengerti mengenai hubungan antara Revan dan juga Dinda yang sebenarnya tidak pacaran.
"Dimana ketemu dia?" tanya spontan Revan.
"Siapa?" tanyanya balik.
"Yang tadi Lo omongin sama Dinda,"
"Ohh dia, aku lupa Kak. Soalnya kalau nggak salah itu udah lama,"
"Kenapa nggak bilang?"
"Apa urusannya sama kakak? Masa setiap aku ketemu sama orang baru harus lapor ke kak Revan,"
"Ke Andra, harusnya kalau ada orang asing yang deket sama Lo, lo harus langsung lapor takutnya tuh orang buat yang macem-macem sama lo, paham?"
"Segitu khawatir nya sama aku?"
"Gue nggak mau orang yang gue sayang luka, dia harus selalu dalam keadaan baik-baik aja, termasuk Lo,"
"Tapi kak Revan nggak harus seperhatian itu sama aku, kakak udah punya Dinda, aku nggak mau Dinda salah paham nantinya terus ngerusak hubungan kalian berdua,"
"Kenapa mesti salah paham?"
"Kalian kan pacaran,"
"Terlalu bloon, lupain semuanya. Sekarang fokus sama dia yang udah nemuin lo. Coba inget lagi, dimana lo ketemu dia terus apa lo pernah diteror?"
"Astaga! Pernah kak!! Dia ngirim aku pesan dan jelek-jelekin kakak. Habis itu baru langsung aku blok,"
"Buka bloknya?"
"Hah? Masa aku buka sih,"
"Lo mau gue nggak di cap sebagai pembunuh lagi kan?"
Aura menganggukkan kepalanya lalu menyerahkan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN ANGGARA
Roman pour AdolescentsRevan Anggara, sosok laki-laki yang penuh akan luka di masa lalunya. Namanya sangat terkenal di arena jalanan. Sosok ketua geng motor yang sangat ditakuti oleh lawannya. Sampai sekarang masa lalu Revan belum selesai, lawan yang dulunya adalah sahaba...