Tuhan, apa seindah ini yang kau ciptakan?
"Ares... apa kau sudah siap?" tanya Azize dari balik telepon.
"Aku sudah selesai, apa kau akan kesini terlebih dahulu? Atau langsung bertemu di sana?"
"Aku akan menjemputmu, jika supir yang mengantarkan mu makan akan lama."
"Apa kau bisa menyetir?" tanya Azize.
Asep berpikir sejenak, dia tidak bisa menyetir dan bahkan baru ingat sekarang, "em... maaf aku tak bisa," ujarnya terhadap Azize.
"Baik, aku akan membawa supir. Selagi kita bersama kau tidak perlu mengajak Ozan. Katakan padanya, bahwa kau akan pergi bersama ku." jelas Azize kembali.
"Baiklah, aku tunggu ya. Sampai jumpa, dan hati-hati dijalan." ujar Asep kemudian mematikan sambungan telepon nya.
Asep sudah siap dengan pakaian casual nya, beserta mantel yang sudah disiapkan oleh keluarga Azize. Kali ini Asep hanya menggunakan baju berlengan panjang berwarna hitam, dibalut kemeja polos dan memakai jelana jeans dan tidak lupa dilengkapi dengan sepatu pantofel dan mantel hangat. Karena cuaca Turki sedang sangat dingin, dan Azize berkata kebiasaan disini memang menggunakan mantel.
"Aku didepan keluar lah,"
Setelah menerima telepon kembali, Asep segera bergegas keluar dan tidak lupa memberitahu Ozan bahwa dia akan pergi.
Ceklek
Didepan sana sudah menampilkan Azize, dengan pakaian layaknya wanita Turki asli. Jika dulu Azize hanya berpenampilan secukupnya maka sekarang Azize sangatlah berkharisma sekali. Tidak terduga, wanita didepannya ini sangat cantik.
"Kenapa kau menatapku?" tanya Azize heran.
Asep tersadar dari lamunannya, "tidak... baru kali ini aku melihat mu seperti gadis Turki pada umumnya."
"Karena aku harus menyesuaikan, jika kemarin adalah Indonesia. Maka sekarang adalah Turki. Dua negara yang sangat berbeda." jelas Azize sambil membalikan badan dan menuju lift kembali.
Asep hanya diam saja mengikuti Azize, karena dia belum tahu apa-apa tentang kehidupan disini hanya sekadar mimpi yang berujung nyata. Azize dan Asep sudah memasuki mobil yang akan dikendarai oleh seorang supir keluarga Azize.
"Apa perjalanan nya cukup jauh?" tanya Asep sambil memperhatikan jalanan luas ini.
"Tidak... hanya sebentar, kau akan segera menjumpai nya."
Tidak perlu waktu lama ternyata, Asep dan Azize sudah sampai di tempat yang di idamkan semua orang termasuk Asep. Asep menatap nya dengan tercengang, tidak tahu harus berkata apa lagi. Bangunan didepannya ini, sungguh sangat luar biasa di bandingkan hanya sekadar foto. Tidak... ini tidak mimpi, akhirnya bangunan ini dia bisa lihat dengan nyata.
"Kau ingin masuk, atau ingin memperhatikan nya dari luar?" tanya Azize.
"Apa kita bisa masuk?"
"Tentu, yuk kita masuk dan segera berswafoto disana."
Asep mengikuti Azize dari samping, mengikuti wanita ini dengan cermat agar tidak salah arah dan tidak kehilangan jejak. Asep menatap Azize dengan nikmat, bagaimana tidak wanita ini jika bercakap menggunakan bahasa Turki sangatlah elegan sekali, seperti memang membuktikan bahwa dia adalah salah satu anak konglomerat yang terkenal di negeri ini. Bodyguard yang mengiringi mereka pun menggunakan dua mobil berbeda dari mereka dan menjaga mereka dari jarak kejauhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I am coming Istanbul [COMPLETED]
Teen FictionJika didunia ini terdapat pintu ajaib seperti di film Doraemon, mungkin Aresap Wiguna adalah salah satu dari semua makhluk yang menginginkan nya. Tidak elak, impian nya yang setinggi angkasa itu terjadi jika memang benar pintu ajaib itu ada. Butuh s...