19||Permainan Rasa

12 5 1
                                    

Jatuh cinta itu sederhana, ketika kamu mampu memberikan tawa disaat tawa itu bukan milik kamu, so sad.


Kepulangan Asep dari kedai membuatnya paham betul, bahwa Aisyah adalah gadis yang sangat pintar. Jujur saja Asep memang memperhatikan Aisyah sedari mereka dikelas hingga perpisahan mereka dikedai tadi.

Asep jadi paham bahwa gadis ini memiliki daya tarik tersendiri untuk diperhatikan. Ketika Asep terfokus kepada gadis yang sejak pertama menarik hatinya Asep jadi tersadar bahwa gadis ini adalah gadis yang jarang ditemui nya.

Ponsel Asep berdering pertanda ada telepon masuk, "halo." ujar Asep sambil menyeduh kopinya.

"Ares, apa kau mau keluar malam ini?" tanya Azize.

"Kemana? Bukannya kita baru saja pulang," heran Asep. Biasanya kekasihnya ini tidak akan keluar lagi untuk melakukan sesuatu hal.

"Tidak aku hanya ingin berjalan-jalan saja sekalian bersama Aisyah."

Gadis itu lagi, batin Asep.

"Baiklah jika itu mau mu, aku akan berganti baju. Kau langsung saja ke tempat tujuan ya." ujar Asep.

"Baik kalau begitu, aku tutup telepon nya ya." pamit Azize kemudian langsung mematikan sambungan nya.

Perjalanan terasa sepi sekali karena hening yang mendominasi.

"Ozkan apa kau tahu sesuatu hal?" tanya Asep membuka suara.

"Tentang apa tuan?"

"Tentang Azize? Apa dia memang sekaya itu?"

"Kalau itu saya tidak tahu tuan, saya hanya tangan kanan tuan Aslan. Seperti yang kau lihat nona Azize memiliki semuanya."

"Sudah berapa lama kau bekerja padanya?"

"Saya bekerja sudah lama tuan sekitar 20 tahun."

Asep mengangguk-anggukan kepalanya, "lalu dengan sahabat nya Azize?"

"Nona Aisyah maksud mu?"

"Benar."

"Dia salah satu mahasiswa yang pintar seharusnya dia sekarang sudah satu kelas dengan nona Azize. Dikarenakan dia harus belajar bahasa Turki setahun jadi dia harus menunda kuliah nya."

"Baik. Tolong, jangan katakan apapun kepada Azize jika aku bertanya padamu."

"Baik tuan." ujar Ozkan mengerti.

Diperjalanan Asep masih menatap luar jendela dengan seksama memperhatikan jalanan yang masih sangat ramai hingga sekarang. Tidak disangka hidupnya akan seberubah ini sekarang.

"Terimakasih Ozkan, jika kau ingin ikut turun ayo." tawar Asep.

"Tidak tuan... kau saja, saya akan menunggu anda disini,"

Asep turun dari mobil sendiri mendatang i restoran yang sudah Azize berikan alamat nya. Asep yang belum tahu apa-apa harus diam tanpa bertanya. Jika tidak dia akan bingung sendiri.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang