42|| Petaka besar

6 4 0
                                    

Entah kenyataan apa lagi yang harus diterima setelah ini?


"Tidak Sep itu paman mu, mana bisa kau menikahi anaknya," jelas Cokro berulang.

"Pak mungkin kita salah rumah tadi," elak Asep.

Setelah semalam berbicara mengenai pernikahan Asep dan keluarganya datang menjenguk rumah wanita yang akan anaknya ini nikahi. Tapi, apa? Setelah datang kesana tidak lain dan tidak bukan adalah anak dari paman nya Asep, kakak nya bapak Asep lebih tepatnya.

Asep menatap jengah, "tidak mungkin Aisyah itu anak paman pak," ujar Asep frustasi.

Cokro duduk mencoba menenangkan anaknya ini, "tenang lah bukankah kita sudah kesana tadi, lalu apa yang terjadi? Itu memang benar paman mu Sep, walaupun kita tidak pernah ketemu lagi tapi dia masih memiliki hubungan darah dengan bapak." jelas Cokro kembali.

Aminah tak kuasa melihat anak sulungnya ini, kemarin dia sudah menceritakan semuanya. Tentang kematian, penghianatan, sampai kenapa dia harus kembali kesini dengan cepat. Aminah tak tega melihat anak nya bersedih padahal baru saja pulang.

"Kita nikahkan saja pak," ujar Aminah tak kuasa.

Asep dan Cokro menoleh menatap wanita paruh baya ini dengan seksama, "apa kau gila istriku?" tanya Cokro heran.

Aminah menggeleng, "tidak kasihan anak kita dia baru saja kehilangan kekasihnya tidak mungkin dia harus kehilangan kekasih yang sudah dia cintai lagi."

Asep mencoba tenang suasana seperti ini tidak akan membuatnya berpikir dengan jernih, "Asep ke kamar dulu ya." pamit Asep kemudian berlalu ke dalam kamar.

"Sini saja nak kita bicarakan baik-baik, nak jangan lakukan hal yang tidak-tidak." tegas Aminah yang ingin mencegah anaknya tapi ditahan oleh suaminya ini.

"Lepaskan! Biarkan aku susul Asep kasihan dia pak," lirih Aminah.

"Biarkan dia sendiri dulu keadaan seperti ini membuat nya harus berpikir jernih lagi." ingat Cokro, Cokro tak menyangka gadis di foto semalam adalah anak dari kakak nya, walaupun mereka tidak bertemu tapi Cokro tahu jika itu adalah kakak nya. Kemudian wanita cantik itu adalah kekasih anaknya? Bagaimana bisa semua ini terjadi.

Asep berjalan memasuki kamarnya pikiran nya kosong, pikiran nya kembali seperti sebelum dia kehilangan kekasihnya, apa sekarang pikiran ini akan membuat dia kehilangan kembali.

Asep duduk ditepi ranjang menatap indah foto yang ada di meja nya, foto itu baru saja dia pasang semalam saat membuka koper-koper nya. Masih banyak kenangan yang belum dia keluarkan termasuk fotonya dan Azize.

"Apa ini karma Ife? Aku mencintai dia yang aku tahu sekarang adalah anak dari paman ku," lirih Asep sambil menatap awan-awan dikamar nya.

Asep tersenyum miris, "jika kau lihat aku disana pasti kau akan mengejek ku bukan? Sekarang aku harus kembali mengalami kenyataan yang sebelumnya tak pernah aku bayangkan."

Kekasih, calon istri, sekaligus sahabat terbaik Asep adalah anak dari pamannya. Kenyataan, kepahitan, kehilangan, adalah hal yang terus menerus menghantui Asep tidak ada yang tahu semua ini akan terjadi bahkan kekasihnya itu sekalipun. Bodohnya Asep tidak pernah menanyakan siapa nama orang tua dari Aisyah, dan bodohnya Aisyah tidak mengenali nama belakang Asep.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang