07||Istimewa

24 9 2
                                    

Semenjak mengenal dia, semuanya terasa bahagia dan nyata sekali. Dia sungguh Istimewa dan sangat spesial.
-Aresap Wiguna

"Ibu sama bapak apa kabar"? tanya Asep riang.

"Alhamdulillah, bapak dan ibu dan adik kamu baik-baik saja. Kamu bagaimana kabarnya nak?"

"Asep seperti biasa Bu baik-baik saja."

Aminah mendengus pelan. "Apa kau belum mau pulang nak?" ujar Aminah membuka suara kembali.

Asep dibuat pusing oleh kedua orangtuanya yang menyuruh nya untuk pulang. Padahal baru 6 bulan Asep bekerja disini dan belum mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Belum Bu, kan masih baru disini nya. Lagian Asep juga udah nyaman sama pekerjaan sekarang," jelas Asep kepada ibunya.

"Yasudah kalau begitu, bagaimana kabar calon menantu ibu?"

Asep tersipu malu, calon menantu? Apakah Azize akan menjadi istrinya suatu saat nanti? Hahaha sungguh pemikiran yang luar biasa.

"Ibu dia punya nama," tegur Asep tak suka.

"Baik, apa kabar Azize nak?"

"Dia baik, kemarin kami tak sempat bertemu karena dia sedang sakit."

"Titip salam pada nya ya, kalau begitu ibu tutup telfon nya ya."

Asep kembali merapikan meja makan, dia tadi mendapatkan telpon dari ibunya yang mengharuskan dia mengangkat telpon nya.

Asep termenung sebentar, memikirkan bagaimana suatu saat jika dia tidak disini lagi.

"Jangan merenung terus Sep, bersihkan meja nya dengan baik. Perempuan cantik itu akan datang kembali sore ini,"

Asep tertawa temannya hobi sekali meledek dirinya yang polos ini.

"Sana pergilah kau, jangan mengada-ngada." usir Asep kepada Julian.

Setelah 6 bulan berlalu, Asep sudah banyak mengalami perubahan baik dari sisi pakaian, gaya, dan kebiasaan. Pakaian dahulu yang terlihat kumuh sekarang sudah terlihat seperti seorang model. Asep banyak mendapatkan tip sehingga dia dapat menabung dengan cepat Asep sudah bisa memakai sebuah ponsel dan membeli sebuah motor. Sejauh ini Asep sudah bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya walaupun hanya dengan gaji yang cukup dan bisa makan saja.

Asep melihat ponsel nya bergetar, ketika terlihat nama Azize yang tertera Asep langsung mengangkat nya.

"Halo Ares," ujar Azize parau.

Fyi, semenjak Azize tinggal di Indonesia dia sudah fasih berbahasa Indonesia bahkan dalam waktu dua bulan saja.

"Hai juga, ada apa kau menelpon?" tanya Asep senang.

"Apa aku tidak boleh menelpon kekasihku?" tanya Azize dari seberang sana.

Asep tersenyum, semenjak hubungan mereka menjadi sepasang seorang kekasih Asep merasakan apa yang namanya dicinta. Apalagi dengan sosok perempuan di balik telpon ini.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang