37|| Bersama bintang

9 4 0
                                    

Kepergianmu begitu cepat, disaat aku sedang mencoba mencintaimu kembali.

Setelah seminggu kejadian yang menimpa keluarga Aslan, Asep tidak pernah lagi menampakkan wajahnya di kediaman itu bahkan sekadar ikut acara yang diadakan keluarga tersebut untuk mengenang putri mereka.

Tujuh hari ini Asep terkurung dalam lingkaran hitam yang dia sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk keluar nya. Asep benar-benar merasa bersalah dari raut wajah kedua orang tua kekasihnya yang sudah pergi itu ada jelas dendam tersendiri. Asep takut, takut jika penyebab semua ini adalah dirinya, karena dirinya tidak ingin menikah secepatnya.

Tujuh hari ini pula Asep tidak mengaktifkan ponsel nya, libur berkerja dan tidak mengizinkan siapapun datang ke apartment nya. Asep butuh waktu sendiri, butuh waktu untuk tenang agar bayang-bayang ini tidak muncul lagi di kepalanya.

"Ife apa kau lihat aku?" tanya Asep yang sedang duduk di balkon apartemen sambil menatap bintang di langit Istanbul.

"Kamu pernah bilang kan 'Ares aku akan selalu jadi bintang yang paling terang dihidup kamu' apa kau ingat?" tanya Ares lagi dan lagi walaupun tidak ada jawaban sama sekali.

Inilah yang selalu dilakukan Asep duduk seharian di balkon menunggu bintang datang. Tapi, apa? Tidak ada jawaban sama sekali dari setiap pertanyaan yang dia lontarkan.

"Ife, apa kau merindukanku?"

Asep tersenyum meremehkan, "mana mungkin kau merindukan ku... aku yang membuat mu tidak ada di dunia ini lagi, untuk apa kau merindukanku disana." ujar Asep miris, Asep selalu menyalahkan dirinya sendiri dia merasa sangat bodoh.

"Bisakah kau kembali? Aku akan mencintai lagi." ucap Asep sambil menatap bintang tersebut dengan damai.

Pada akhirnya dia baru merasa kehilangan saat orang itu benar-benar pergi dari hidupnya, tidak bernyawa lagi, tidak bernafas, tidak bisa berkata-kata lagi, disana kehilangan terberat yang baru saja Asep rasakan.

Asep berpikir tidak ada lagi yang harus dia lakukan disini, lebih baik dia pulang. Sudah cukup negara ini meninggalkan luka yang sangat dalam, kepedihan, kehilangan, sampai ketidakwarasan.

Asep beranjak mengambil ponsel nya yang terletak di atas nakas. Dia menghidupkan data untuk menghubungi seseorang yang entah mencari nya atau tidak.

Banyak sekali notifikasi pesan dari temanya, dokter , hingga Aisyah.

Aisyah: Ares kau kemana? Kenapa apartemen mu sepi sekali?

Aisyah: Ares apa kau baik-baik saja? Sudah 7 hari aku ke apartemen mu kau tidak ada?

Aisyah: Ares kumohon nyalakan data mu kau ini dimana?

Aisyah: Ares besok aku akan kembali, apa kau masih ingin tetap sendiri.

"Dia akan pulang?" tanya Asep sendiri.

Tanpa basa-basi Asep langsung menghubungi gadis ini.

"Ares!"

Asep terkejut wanita ini berteriak kencang.

"Jangan berteriak," ujar Asep datar.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang