EPILOG - Akhir kisah

35 6 1
                                    

Sudah lama menjalin ikatan, dan rasanya masih sama mencintai secara lepas tanpa takut terjatuh.

Sepuluh tahun kemudian

"Arisa cepat keluar!" ujar seseorang dengan tegas.

"Iya ayah sabar." jawab anak itu cuek.

Sedangkan ibu muda itu datang dari arah dapur sambil membawa pancake.

"Sudahlah sayang nggak usah teriak-teriak nanti juga keluar." ujar wanita cantik ini sambil tersenyum.

Lelaki ini meletakkan kedua tangganya di atas meja, "ratunya Ares jangan kau manjakan Arisa anak perempuan mu yang manja itu." ujar Asep tak suka.

"Bagaimana dengan anak lelaki yang masih tertidur pulas di kamar nya itu?" tanya perempuan ini balik.

Merasa tidak terima lelaki ini berjalan menuju sofa, "wajar dia kan anak laki-laki, sedangkan putri mu itu mandi saja belum." kesal Asep.

Sudah 10 tahun mereka menjalani sebuah keluarga yang sangat harmonis memiliki dua orang anak yang kembar, mereka berencana tidak akan menambah lagi karena sudah di karuniai satu anak lelaki dan satu anak perempuan. Ya, Aresap Wiguna dan Aisyahrani Akira Wiguna sudah memiliki sepasang anak cowo dan cewe, siapa lagi jika bukan Arisa Aaliya Wiguna dan Zain Harshad Wiguna.

"Sudahlah biarkan Arisa urus saja Zain anak mu itu."

Asep menoleh, "apa maksud mu Zain bukan urusan mu?" tanya Asep kembali.

Kali ini Aisyah berhenti meletakkan pancake yang dia bawa dari dapur dan menyusul suaminya yang berada di sofa ruang keluarga, "tuan Aresap Wiguna, bukankah kau juga begitu? Arisa putri mu itu sangat jauh padamu, sedangkan Zain sangat jauh padaku." jelas Aisyah detail.

Asep menarik tangan istrinya ini sampai terduduk di sofa yang sama, Asep membisikkan sesuatu agar istrinya ini diam. "Ratunya Ares diam lah anak-anak akan mendengar bahwa ibunya ini sangat pemarah sekali, seperti seorang penyihir." bisik Asep pelan tepat ditelinga istrinya ini.

Aisyah beranjak berdiri, "kau ini benar-benar! Bagaimana jika anak-anak melihat nya."

"Biarkan saja mereka juga sudah dewasa bukan." acuh Asep.

"Pergilah sana, aku akan membangun kan anak-anak mu itu." ujar Aisyah sambil menuju dapur kembali.

"Zain bangunlah nak... kita akan ke kedai sekarang." teriak Asep lantang.

"Arisa bangunlah atau ayah akan menyiram mu menggunakan air." teriak Asep kembali.

Kehidupan Asep dan Aisyah benar-benar dikatakan sangat bahagia, pasalnya saat umur anak mereka menginjak 3 tahun Asep dan Aisyah membawa anak-anak nya kembali hidup di negara yang penuh dengan kenangan mereka, dimana lagi jika bukan di Turki. Asep sudah memutuskan akan menetap di tempat tinggal nya sekarang supaya anaknya bisa mengenal negara ini dengan baik.

"Selamat pagi ayah," ucap lelaki berumur 10 tahun ini.

Asep menoleh, "selamat pagi nak apa kau sudah siap pergi?"

"Tentu saja... dimana ibu?"

"Ibumu sedang mengurus putri manja nya itu,"

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang