20||Seiring berjalannya waktu

6 5 1
                                    

Kita tidak akan pernah tahu, siapa saja yang lekas menetap atau hanya sekadar singgah.
-Azize Elife Aslan

***

Enam bulan kemudian.
Setelah 6 bulan berlalu, hubungan Azize dan Asep sudah semakin dekat. Bisa dikatakan sudah setahun mereka menjalin kasih. Azize yang sudah menyelesaikan kuliah nya, sedangkan Asep dan Aisyah sedang menyelesaikan kuliah mereka secepatnya.

Hubungan Aisyah dan Asep juga karib dikatakan dekat, karena mereka terlibat dalam satu kelas bahkan sering bertemu jika Azize mengajak mereka keluar. Asep yang memang menyukai Aisyah lebih tepatnya penasaran, menjadi senang ketika dia bersama Aisyah dibandingkan Azize.

Sekarang, Asep dan Aisyah sedang duduk dikedai kopi milik Aisyah sedangkan Azize? Dia sedang praktek disebuah rumah sakit ternama kota Istanbul. Asep juga sudah fasih berbahasa Turki jadi dia tidak perlu lagi ditemani Ozan.

"Apa kau bawa kue kering nya?" tanya Asep.

"Tidak... kemarin aku tak sempat membuatnya, nanti akan kubuatkan lalu aku antar ke apartemen mu," ujar Aisyah sambil menyeduh kopi hangat nya.

"Baiklah, kau memang mengerti apa yang saya maksud."

"Jangan seperti itu Aresap, kau seperti tidak tahu aku saja,"

"Benar begitu Ais? Aku tak menyangka kau merendahkan diri hahaha. Biasanya kau akan berkata' oh tentu saja tuan Aresap aku memang lah mengerti dirimu dengan baik' apa aku salah dengar?" tanya Asep kembali.

"Sudahlah, aku tahu aku memang selalu mengerti dirimu," ujar Aisyah menirukan kembali apa yang lawan bicaranya ini katakan.

Asep tertawa, dengan Aisyah Asep bisa menjadi dirinya sendiri tanpa harus berpikir mau berbicara. Sedangkan dengan Azize, Asep takut salah kata dan akan melukai hati kekasihnya itu. "kau memang berbeda, saat didekat mu aku merasa menjadi diriku sendir," gumam Asep yang entah didengar atau tidak oleh Aisyah.

"Apa benar begitu?" tanya Aisyah sambil menggeser kan kursinya dan mendekati Asep.

Asep terkejut saat Aisyah mendekat kan kursinya, lantas Asep dengan cepat berdiri, "menjauh kenapa kau jadi mendekati ku?" tanya Asep yang memindahkan kursi nya kembali.

"Aku hanya bertanya tuan Ares, apa sekarang kau menjadi sombong? Eh aku lupa bertanya bagaimana kabar ibumu?"

"Dia baik-baik saja, kata Rio uang yang selama ini saya berikan sudah dipakai untuk membenahi rumah dan lainnya."

"Turut senang mendengar kabar baik itu, lalu bagaimana dengan usahamu?"

"Sedang baik-baik saja, kedai kopi yang ku buat tidak seramai kedai kopi milikmu. Walaupun aku tahu, itu akan terjadi nanti." ujar Asep dengan nada sombong nya.

"Kau bergurau saja, tapi aku yakin kedai kopi mu yang ada di Ankara akan ramai seperti kedaiku," ujar Aisyah meyakinkan.

Enam bulan ini, Asep sudah berhasil banyak. Membuat sebuah kedai kopi, membuat sebuah jasa travel, kemudian dapat membenahi rumahnya yang ada didesa. Semua ini berkat kekasihnya, jika tidak ada Azize maka semuanya tidak akan terjadi. Tapi, sayang nya Asep tidak bisa bertahan dengan satu wanita. Semenjak Asep sudah mengenal lingkup disini, Asep seringkali berganti pasangan tanpa diketahui oleh kekasihnya itu kecuali Aisyah. Aisyah mengetahui semua yang dilakukan Asep, sebab Asep selalu bercerita kepadanya.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang