36|| Kepergian tuan putri

11 5 0
                                    

Pergilah dengan tenang maaf aku tak bisa mencintaimu selama itu.
- Aresap Wiguna


"TIDAK KUMOHON!" teriak Asep yang tak kuasa saat jenazah kekasihnya itu ditutup dengan kain putih.

"Kumohon... jangan," pinta Asep sekali lagi.

"Tuan kumohon tenang lah," ujar Ozan yang ikut berlutut.

Asep menangis dengan kuat dia tidak akan bisa kehilangan gadis yang sudah membawa nya ke negara tempat dia berpijak saat ini.

"Ares tenang jangan menangis, bangunlah." pinta Aisyah yang sudah ikut berlutut untuk mensejajarkan dirinya.

Sedangkan Ahmed dan Emin sesuai janji yang anak mereka minta mereka tidak akan menangis dihadapan jenazah putrinya.

"Saya akan segera mengurus jenazah nona Azize." ujar Ozan bangkit dari duduknya.

"Ustamız, çocuğunuzun vücudunun hemen eve getirilmesi için derhal ilgilenecektir." ujar dokter yang segera meminta mereka semua keluar.

"Tidak... tidak, kumohon jangan lakukan ini. Aku gak akan sanggup," pinta Asep yang terpaksa di keluarkan karena akan menganggu proses yang akan dilakukan dokter.

"Ares ayo berdiri. Kau menganggu proses dokter nya disini," ujar Aisyah pelan.

Asep berdiri dengan di papah oleh Aisyah menuju diluar, dia tidak ingin menganggu proses yang akan di lakukan oleh dokter.

"Ares ayo!" gertak Aisyah cepat.

Awak media sudah datang informasi ini sangat cepat sekali tersebar, diluar sudah banyak awak media yang ingin menemui kolega besar mereka yang kehilangan anak nya pada pagi hari. Asep tak mengerti kenapa semua orang datang padahal ini baru saja terjadi.

"Ada apa? Kenapa mereka semua datang kesini?" tanya Asep tak suka.

"Ares tenang lah mereka itu awak media. Salah satu anak konglomerat terkenal meninggal dunia tentu saja mereka akan datang untuk mendapatkan informasi." jelas Aisyah pelan.

"Ozan hentikan mereka semua! Kita semua sedang berkabung! Bukan untuk menjawab pertanyaan mereka." usir Asep.

Asep tidak bisa lagi berpikir dengan jernih apapun yang sedang terjadi seperti mimpi besar yang sedang dia alami. Asep sudah kehilangan kesadaran dia tidak tahu ingin melakukan apalagi, kekasihnya,l dua pergi meninggalkan Asep sendirian.

"Mengapa kau meninggalkanku, Ife. Bukankah aku sudah berjanji akan mencintaimu kembali." teriak Asep frustrasi.

"Ares tenang jangan berteriak disini," pinta Aisyah pelan.

"Kau sudah menjadi pusat perhatian Ares, tuan Ahmed dan nyonya Emin sedang mengurus kematian anaknya. Jadi, kumohon jangan berteriak lagi atau mereka akan tahu apa yang terjadi." ingat Aisyah cepat.

Asep diam dia tidak akan bisa menghadapi nya dengan tenang. Aisyah yang melihat ini sangat terpukul melihat lelaki disebelah nya ini seperti orang frustasi.

"Tuan, nona. Lewat lah jalan sebelah sana. Kita akan segera kembali, jenazah nona Azize akan segera di bawa pulang." ujar Ozan yang membuyarkan lamunan Asep.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang