17||Gadis itu?

13 7 0
                                    

Jangan percaya pada sebuah janji, karena siapapun dapat mengingkari.


Asep terus mengikuti Ozan dari belakang, Asep tak perduli dengan orang-orang sekitar yang berbicara dan tidak dia mengerti sama sekali. Ternyata jauh juga perjalanan mereka tempuh, sudah sejak tadi tapi ruangan yang dituju belum sampai sama sekali.

"Ozan... apa ini masih jauh?" tanya Asep yang menyusul langkah Ozan.

"Tidak tuan, hanya perlu berjalan sedikit lagi kita akan segera sampai." jawab Ozan tanpa mengalihkan pandangannya kepada sang lawan bicara.

Asep menghela napas lega, saat Ozan membuka pintu untuk mempersilahkan masuk. Setelah memasuki ruangan yang sudah ada penghuni nya bahkan sudah ramai, membuat Asep terdiam datar. Selagi menunggu Ozan berbicara dengan dosen yang mengajar, Asep memperhatikan semua makhluk yang ada di kelas ini, termasuk gadis berhijab dengan wajah khas Indonesia.

Wanita ini, batin Asep.

Asep menyipitkan matanya saat benar-benar memfokuskan matanya kepada gadis yang duduk diujung sana.

Asep jadi berpikir, dia ingin duduk disebelah wanita tersebut lumayan mendapatkan teman orang Indonesia.

"Ozan apa bisa aku duduk didekat gadis itu, dia sepertinya orang Indonesia." bisik Asep kecil.

"Baik tuan akan saya bicarakan." ujar Ozan.

"Gadis manis, wanita Indonesia memang tiada duanya." gumam Asep pelan.

"Apa kau mengatakan sesuatu tuan?" tanya Ozan menoleh kebelakang.

"Tidak, kau lanjutkan saja aku akan menunggu."

Ternyata memiliki pengawal seperti ini membuatnya tidak susah sekalipun, tidak perlu repot-repot kesana kemari untuj mengurus semuanya, bahkan tanpa berbicara mereka sudah tau apa yang kita inginkan.

Jadi orang kaya seperti tuan Aslan memanglah luar biasa, batin Asep.

Benar Asep tidak meragukan seberapa kaya orang tuanya Azize, karena baru beberapa hari dia tinggal disini sudah mendapatkan semuanya bagaimana dia tinggal disini bertahun-tahun? Asep tidak memikirkan hidupnya akan sebahagia apa.

"Tuan, silahkan duduk. Saya tunggu diluar ya," ujar Ozan yang kemudian berjalan menuju kursi disebelah gadis itu.

Pelajaran dimulai, Asep yang tidak mengerti apa-apa tercengang heran, apakah dosen didepannya ini tidak tahu bahwa dia tidak mengerti?.

Saku Asep bergetar tanda ada telepon masuk, segera Asep mengangkat nya menggunakan alat yang diberikan Ozan sebelum mereka masuk ke sini. Alat tersebut ditaruh di telinga agar lebih mudah ujar Ozan saat memberikan nya.

"Tuan, kau tidak mengerti buka apa yang sedang dijelaskan dosen?" tanya Ozan.

"Tentu saja, apa dia tidak tahu jika aku tidak mengerti?" ujar Asep pelan agar suara nya tidak terdengar besar.

"Kalau begitu, nyalakan saja telpon ini aku akan mendengar percakapan disana aku akan memberitahu mu."

Asep mengiyakan, tanpa mematikan sambungan telepon dari Ozan. Asep yang mendengar Ozan mengartikan semuanya membuat Asep berpikir apa Ozan sudah pernah mendengar materi ini sebelumnya? Asep rasa Ozan paham betul apa yang sedang dosen ini jelaskan.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang