33|| Tanpa batas waktu

8 4 0
                                    

Biarkan aku menatapmu dari kejauhan, ini lebih baik dari sebelumnya.

"Aku disini." ujar gadis itu sambil tersenyum.

Dia memperhatikan sekitar nya penuh dengan puluhan bodyguard, saat diujung sana mata nya menyipit pelan. Disana ada kedua orang tuanya yang sedang tertidur pucat. Sedangkan dua insan yang dia kenal sebagai kekasih dan sahabat nya itu sedang bercengkrama mengenai mimpi yang Aresap Wiguna dapatkan.

"Aku bahagia melihat kamu sepeduli itu sama aku," ungkap Azize bahagia.

Biarkan raga nya terbaring di brankar rumah sakit sedangkan dia lagi menatap seluruh orang yang dia kenali.

Azize tersenyum sambil mengelus rambut hitam milik Aresap, "andai kamu tahu aku sangat mencintaimu. Andai juga kau tahu, aku tidak sanggup untuk kehilangan kamu, aku lelah Ares... aku tidak ingin mendengar kabar yang akan terus menyakiti ku." jelas Azize sambil menatap Asep dalam.

"Jika mencintaimu adalah ketidakmampuan yang akan aku hadapi, biarkan aku mencintaimu dengan caraku."

Azize berjalan mendekati kedua orang tuanya, bersimpuh memohon maaf atas apa yang dia lakukan. Dia sangat menyayangi kedua orang tuanya, tapi kebahagiaan dia sudah tidak ada lagi.

"Ayah, ibu maafkan Azize kecilmu ini yang sudah membuat kalian sekhawatir ini. Biarkan Azize tenang ya... kalian tidak perlu khawatir lagi." jelas Azize sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

Azize mengecup lembut pipi kedua orangtuaku, entah kapan lagi dia akan mencium mereka. Mungkin suatu saat nanti, saat ruang tanpa batas waktu itu menemukan mereka kembali.

Azize berjalan mendekati Ozan, tapi tidak melihat Ozkan. Salah satu orang yang selalu membantunya selama ini.

"Ozan... jaga ayah dan ibuku, jaga juga Ares ku ya. Aku yakin setelah aku hilang nanti, ayah dan ibu akan sangat rapuh. Jangan lupa juga, aku titip adik nakal ku itu pada kalian." bisik Azize tepat ditelinga Ozan.

Azize memperhatikan Ozan yang merasa bulu nya merinding, Azize harap Ozan mendengar apa yang dia katakan sebelumnya.

Azize masuk kedalam ruangan itu dengan pelan, ia bisa masuk tanpa membuka pintu nya sama sekali dia benar-benar sudah menyatu dengan alam lain. Azize tersenyum melihat raga nya yang tertidur lemas di brankar rumah sakit, dengan selang yang membantu nya untuk tetap hidup. Tapi, Azize menyerah dia tidak ingin bangun lagi untuk selamanya. Biarkan dia hidup dengan bahagia di dunia lain, bersama seseorang yang akan terus membahagiakan nya.

"Kita akan pergi... entah besok atau lusa." ujar Azize kepada raga nya yang masih ada, tapi jiwanya sudah tidak ada lagi.

"Selamat tinggal semua." pamit Azize yang kemudian hilang tiba-tiba.

***

"Apa kau merasakan sesuatu?" tanya Aisyah aneh.

Asep merasakan ada seseorang yang mengelus puncak kepalanya, "apa kau mengelus puncak kepalaku?" tanya Asep balik.

"Tidak tanganku saja sedari tadi di saku mantel," ujar Aisyah.

"Jadi siapa yang mengelus kepalaku? Sepertinya tidak ada orang disini," Asep merasa aneh ketika rasanya bulu nya sangat merinding sekali. Entah kenapa tiba-tiba.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang