28|| Cinta dan misteri

5 4 1
                                    

Kadang kala kita harus sedikit egois, untuk menentukan kehidupan yang lebih baik.
-Aisyah A.


Malam menyapa dengan dingin menemani dengan sepi yang dikelilingi oleh gundah gulana. Menatap langit-langit kamar dengan seksama memikirkan nasib yang entah bagaimana. Pikiran yang kacau tubuh yang lelah otak yang harus dipaksa memikirkan ribuan cara agar tetap baik-baik saja. Terkadang hidup dalam kepura-puraan adalah hal yang tidak diinginkan semua orang termasuk Asep. Asep tidak lagi mencintai gadis yang notifnya sekarang adalah kekasihnya. Hatinya masih berpacu kepada gadis manis yang selalu bisa membuat hatinya berdebar kencang.

"Yo... apa ibu dan bapak baik-baik saja?" tanya Asep yang memutuskan untuk menelpon sahabat nya itu.

"Baik, kau sendiri bagaimana?"

"Seperti yang kau tahu dihadapkan oleh dua gadis yang sama-sama mencintai nya. Tapi, tidak ada pilihan lain untuk menerima yang lama."

"Seharusnya kau katakan saja pada dia, bahwa kau tidak lagi mencintai nya. Sep, cinta itu tidak dipaksa dan cinta itu bukan sesaat tapi selamanya." jelas Rio yang tak senang melihat Asep pasrah begitu saja.

"Apa kau lupa? Siapa yang membuat ku seperti ini? Mendapatkan gelar? Kerja sebagai kepala rumah sakit? Ini semua berkat di Yo."

Rio berdecak, "cintamu bukan untuknya harusnya kau sadar itu,"

"Aku sadar Yo sangat sadar bahwa semenjak aku mengenal Aisyah. Banyak yang berubah dariku, saat aku bersamanya aku tidak merasa bahwa dia adalah temanku."

"Lalu kenapa masih bertahan? Kau lelaki Sep, tentukan pilihanmu. Aku yakin kamu tidak akan bahagia nantinya,"

Asep menarik napas dalam-dalam, "aku akan menunggu sampai dia lelah." jujur Asep yang tidak tahu lagi harus bagaimana. Keputusan nya untuk tetap bertahan bukanlah keputusan yang mudah. Tapi, setidaknya dia akan berusaha mencintai Azize kembali.

"Sep, kau melamun?"

"Eh... tidak aku hanya menatap pemandangan malam di apartemen ku yang tidak berubah sejak tiga tahun yang lalu," kekeh Asep sambil memandangi luar apartemen nya.

"Apa kau tak rindu kami semua Sep?"

"Kata siapa? Aku merindukan kalian semua, ibu bapak, adikku, sahabat-sahabat ku." ujar Asep tidak bisa dipungkiri setelah tiga tahun tidak bertemu Asep akan bingung saat nanti bertemu mereka kembali.

"Rencana mu kapan akan pulang?"

Asep berpikir sejenak, "mungkin saat aku sudah siap menikahi Azize,"

"Kau ini tetap saja memaksakan cintamu untuk dia." oceh Rio sebal.

"Apa menurutmu aku harus memilih Aisyah?"

"Tentunya, dari cerita mu saja aku sudah paham sebaik apa Aisyah itu dimatamu. Lebih baik segera putuskan hubungan mu dengan Azize, dan bersatulah dengan Aisyah. Aku yakin kau akan bahagia," saran Rio.

Tidak mungkin, batin Asep.

"Tidak usah berpikir lebih panjang lagi Asep. Jika orangtuamu tahu mereka juga tidak akan setuju, menikahlah dengan gadis yang sama dengan mu. Jangan lupa ibu Pertiwi mu disini."

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang