04||Pekerjaan Baru

33 9 2
                                    

Benar kata orang 'Jika kamu ingin diperlakukan dengan baik, maka kamu harus memperlakukan terlebih dahulu orang tersebut dengan baik'.





Besok adalah hari bahagia untuk Asep. Dia akan pergi bekerja bersama Ciko anak Bu Mira. Ciko adalah salah satu karyawan yang bekerja disebuah warung yang lumayan bagus disekitaran pantai Pandawa. Memang jarak nya tergolong jauh untuk mereka tempuh tapi, menurut Asep jika itu adalah sebuah pekerjaan yang halal maka tak apa bila sekalipun jauh.

"Aresap, besok jam 07:00 kau sudah siap ya," ujar Ciko sambil menikmati secangkir kopi yang dibawa nya dari rumah nya.

"Panggil saya Asep saja, baiklah insyaallah saya tidak akan telat,"

"Baik Asep. Namamu keren kenapa harus Asep?" tanya Ciko penasaran.

"Ibu saya yang panggil, menurut saya itu juga terlihat cukup. Saya tak pernah mempermasalahkan siapa nama saya," jujur Asep.

"Kalau begitu, tidurlah aku mau pulang." ucap Ciko yang kemudian berlalu memasuki kontrakan nya.

Asep berlalu masuk, mengistirahatkan tubuhnya agar besok fresh ketika bekerja. Asep sudah tak sabar bekerja, dan mengirimkan uang kepada orangtuanya. Walaupun tidak banyak setidaknya cukup untuk keluarganya disana.

"Bismillahirrahmanirrahim." ujar Asep sebelum menutup matanya dan beralih ke dunia mimpinya.

Sebuah perjalanan yang tak disangka, mengharuskan seseorang lelaki pergi jauh dari keluarga hanya untuk mengejar kehidupan yang lebih baik. Impian nya untuk ke Turki memanglah belum terlaksana tapi, tidak ada yang tahu kapan semuanya terjadi dan bagaimana fase nya.

Ditempat lain

"Apa anak kita sudah sampai ya pak? Apa dia baik-baik saja? Apa dia punya tempat untuk tinggal?" lontar Aminah kepada Cokro.

Pertanyaan beruntun yang ditanyakan sang istri membuat Cokro diam tanpa suara, pasalnya memang tidak tahu bagaimana cara menerima kabar dari anaknya tersebut. Mereka tidak memiliki handphone untuk menerima kabar dari anaknya.

"Besok kita tanya teman-temannya, siapa tahu Asep memberikan kabar kepada mereka," ujar Cokro mencari solusi.

"Perasaan ibu nggak tenang pak, sudah 5 hari lebih semenjak kepergian Asep." jelas Aminah yang masih gelisah sejak tadi.

Aripan yang hanya menatap nanar kedua orangtuanya memilih diam. Sambil mengerjakan tugas-tugas sekolahnya, diapun tidak tahu bagaimana caranya membantu kedua orangtuanya. Apalagi dia juga tidak memiliki gawai.

"Lebih baik tidur Bu, sudah malam. Nanti ibu sakit kalau terlalu banyak pikiran. Kasihan kakak disana kalau mendengar kabar ibu sakit," saran Aripan kepada ibunya.

****

Mentari sudah terbit dari ufuk timur, dan Aresap Wiguna sudah siap dengan pakaian seadanya yang dia miliki. Setidaknya tidak memalukan sekali untuk pergi keluar dengan pakaian seperti ini. Kaos panjang yang dilapisi jaket yang sudah terlihat usang sekali, celana berbahan dasar yang sudah sangat lama sekali. Asep hanya memiliki pakaian seperti ini, dari dulu dia tidak terlalu memperhatikan pakaiannya sama sekali.

"Semoga lancar Tuhan." batin Asep meyakinkan dirinya sendiri.

"Sep ayo, sudah siap belum?" teriak Ciko dari luar.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang