Jungkook mau tak mau mengantar Jimin pergi ke ruang guru, katanya Seokjin sedang sibuk bersama Taehyung. Dengan wajah masam yang masih mengantuk, Jungkook mengekor di belakang Jimin.
"Jung, sini dulu," bisik Jimin.
"Apaan dah," jawab Jungkook sembari mengucek mata.
Jimin memperhatikan sekitar, masih terlalu sepi dan bagus untuk membincangkan sesuatu. "Gue... ada sesuatu yang mau gue omongin," ucap Jimin, terdengar gugup.
"Yaudah anjir ngomong aja lo kek sama siapa aja kudu izin dulu mau ngomong doang."
Jimin mendengus pelan, "ini beda Jung, ini tuh hal sensitif!" Seru Jimin.
Jungkook menguap, "sensitif kaya pantat bayi?"
"Ah lo mah ngeselin!"
"Yaudah lo mau ngomong apa anjir, lama betul," rutuk Jungkook. "Oh!" Serunya kemudian membuat Jimin berjengit.
"Anjing ih pelan woy!"
"Lo sebenernya suka sama Yoongi?"
Dengan senang hati Jimin menggeplak kepala Jungkook agar kesadaran lelaki itu kumpul seutuhnya. "Jangan ngada-ngada!" Sahut Jimin gelagapan.
"Eh iya lo kan straight, ya?" Jungkook mengusap-ngusap kepalanya.
"Nah itu Jung, im not, im not straight. I like boys." Lirih Jimin.
Jungkook terdiam sembari menatap Jimin, serius sekali.
"Ya silahkan, silahkan kalo lo mau ngejauh dari gue, kalo lo mau ngejudge gue, kalo lo juga mau bikin menfess kaya orang jahat yang lakuin ke Yoongi, atau lo mau bikin pengumuman tentang itu juga ya terserah, y-yang penting gue udah jujur sama lo." Ucap Jimin dengan nada sedih dan pandangan mata yang meredup.
Jungkook terkekeh, "Temen gue keren banget. Lo bisa jujur tanpa takut, it's okay, Ji, you can love who you want to."
Jimin menatap Jungkook, "lo nggak akan ninggalin gue?"
"Nggak lah, ngapain? lagian orientasi seksual orang bukan gue yang harus urusin kan? Perihal dosa, melanggar norma sama agama mah itu urusan orang yag bersangkutan sama Tuhannya. You did well Ji."
Jimin menatap Jungkook sekali lagi, ia tak percaya bahwa Jungkook tak seperti Taehyung yang pada saat tahu tentangYoongi langsung menjauh bahkan membenci. Ia takut jika Seokjin juga akan begitu...
"Nggak usah bilang Seokjin kalo lo nggak mau," Seakan paham skenario yang dipikirkan Jimin, Jungkook menyahut.
Tubrukan di bahu membuat Jimin mendengus kesal. "YOONGI SETAN BANGSAT!" Teriaknya kesal saat Yoongi dengan santainya melenggang duluan ke ruang guru.
"Gue balik ke kelas deh, lo bisa balik ke kelas lo sama Yoongi nanti. Gue ngantuk sumpah, Ji,"
"Yaudah lah sono!"
----
Jimin duduk gusar di ruang guru, menunggu Gurunya untuk membicarakan program kemendikbud tempo hari. Jimin tahu ia yang memenangkan hastag, karna dari tiga hari belakangan, hastag tim Yoongi benar-benar menurun drastis. Sebenarnya Jimin merasa agak bersalah karna mungkin saja seharusnya Yoongi yang menang jikalau hal kemarin tak terjadi.
"Baiklah Park Jimin, artinya kamu berhak jadi duta persahabatan tahun ini, kamu juga yang akan jadi model seragam laki-laki untuk dijadikan slogan khusus sekolah kita, kamu juga yang akan dijadiakn ketua pemegang blog. Setuju?"
Jiimin melirik Yoongi yang menunduk di sebelahnya, "Iya Bu, setuju."
"Dan Yoongi, terimakasih atas partisipasinya. Kamu sudah melakukan yang terbaik."
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your enemy
FanfictionJika ditanya perihal kuadrat, pangkat, akar dan kawan-kawannya maka Yoongi akan mengacungkan tangan di detik pertama gurunya bertanya. Tapi kalau ditanya "why you still single?" Yoongi pasti akan jawab. "Ngomong apa sih anjing, gue kagak ngarti baha...