"Okay kita udah sama pemenang utama di kegiatan kemendikbud nih, halo Jimin? Apa kabar?"
Rabu gosip kali ini Jimin yang jadi bintang tamu.
"Halo! Baik, haha."
"Keren juga ya penggemar kamu, tweet tim_jimin sampe mencapai sembilan ratus ribu bahkan cuma dalam waktu dua minggu!" Pembawa acara lelaki itu berbicara dengan heboh.
Terdengar Jimin terkekeh, "iya, mereka emang keren. Tapi harusnya mungkin bukan gue yang menang?"
"Kok kaya gitu? Lo kan udah jadi pemenang sejati."
"Iya, tapi itu juga karna hastag Yoongi yang turun drastis karna sebelum hal itu kejadian, hastag gue emang jauh dibawah Yoongi."
"Oh.. okay? But, pokoknya lo yang menang deh hehe. Gimana rasanya?" Tanya penyiar itu.
"Ngg.. biasa aja?"
Sontak si penyiar tertawa. "Merendah selalu ya haha, btw gimana nih pendapatmu tentang masalah Yoongi?"
Sekolah ini benar-benar gila. Apalagi Rabu Gosip yang secara terang-terangan membicarakan seseorang.
"Agak sensitif ya bahasanya, haha. Kalo menurut gue sih, kita dari dulu emang udah di doktrin kalo Ken harus selalu berpasangan sama Barbie. But what if he wants Ken, not Barbie?"
Hening adalah hal yang Jimin tangkap kemudian, ia pun melanjutkan. "Karna pada dasarnya kita sebagai manusia nggak pernah tau, kan perasaan kadang nggak bisa di duga. We can love who we want to."
"Keren juga ya, jadi emang kita seharusnya nggak perlu menerapkan cancle culture cuma karna ada orang yang berbeda pendirian."
••••
"Ji, gue suka." Ungkap Jungkook.
"Hah?! Gila lo! Suka siapa setan!"
"Gue suka. Suka Taehyung." Jungkook membenamkan wajah di lipatan tangannya.
"Aduh... kok bisa sih," pasalnya Jimin tahu, pada Yoongi saja yang merupakan sahabat karibnya ia tinggalkan, apa lagi Jungkook.
Bukan. Jimin bukan kaget perihal Jungkook menyukai lelaki-ia sudah tahu hal ini sejak penolakan lelaki itu pada Lisa- tapi yang membuatnya kaget adalah; kenapa harus Taehyung?
"Nggak tau Ji, nggak tau. Gue juga nggak ngerti." Jungkook menggelen frustasi.
"Lo tau kan Taehyung—"
"Tau. He is homophobic. Ya terus guenya harus gimana, Ji? Taehyung itu ganteng, gentle, gue suka..." lirih Jungkook.
"Jung? Lo mau nanggung rasa sakitnya? Kalo mau, gue temenin lo berjuang sampe mampus." Tanya Jimin.
Jungkook mendongak dengan tatapan lelah. "Gue nggak tau, Ji. Bisa aja gue emang gak akan kuat sama kata-kata pedes Taehyung. Selama ini kita interaksi juga ya karna berantem, kan?"
Jimin menghela napas. Kenapa ia perlu hidup di keadaan dimana cintanya dan cinta sahabatnya sendiri seakan begitu mustahil untuk di dapat.
"Siang Kak Jimin, i-ni ada minuman kesukaan Kakak." Seorang gais menyerahkan kopi kemasan pada Jimin.
Minuman kesukaan, katanya? Yoongi saja tahu apa minuman kesukaannya.
"Makasih ya, lain kali nggak usah beliin gue." Ucap Jimin.
"Nggak papa kok, kak,"
••••
"Kak Yoongi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your enemy
FanfictionJika ditanya perihal kuadrat, pangkat, akar dan kawan-kawannya maka Yoongi akan mengacungkan tangan di detik pertama gurunya bertanya. Tapi kalau ditanya "why you still single?" Yoongi pasti akan jawab. "Ngomong apa sih anjing, gue kagak ngarti baha...