DAY 11

3.7K 487 42
                                    


Hoseok melenggang masuk ke rumah Yoongi, hari ini katanya Yoongi berjanji tak akan pulang malam. Yakin jika ada Hoseok maka Ibunya tak akan bertingkah di luar nalar.

"Yoongi punya pacar?"

Hoseok menggeleng, "nggak tau Tante, aku jarang tau hal personal dia."

Wanita itu mengangguk, "kayanya lama-lama Tante makin terobsesi sama Yoongi, dia... Tante nggak tau cara jelasinya."

Hoseok bergidik, wanita ini benar-benar gila tiada obat. Pantas saja jika Yoongi selalu mengeluh perihal hal-hal tentang Ibunya.

"Aku ada banyak kenalan Tan, kali aja Tante mau? Kaya kaya loh."

Wanita itu terkekeh dan menggeleng, "yoongi aja cukup."

••••

Pelajaran olahraga agaknya sedikit Jimin benci, ia perlu bersusah payah berkeringat.

Jaket olahraganga ia tanggalkan, menyisakan kaus putih dan juga training olah raga sekolah mereka. Para gadis bersorak heboh melihat Yoongi dan Jimin yang beradu basket.

Yoongi pula, membuka jaketnya dan membiarkan kaus hitam melekat pada tubuh semampainya. Kulit putih itu terlihat begitu menawan.

Saat Jimin hendak melempar basket pada ring, Yoongi menubruknya hingga jatuh ke pinggir. Agak sedikit terpental karna ia ditubruk saat sedang melompat.

"Sakit bangsat!" Desis Jimin.

"Oh, sori, gak keliatan." Balas Yoongi.

"Buta lo?!" Bentak Jimin.

Yoongi berjongkok, "ish, sama majikan nggak boleh galak."

Jimin mebuang muka. Sungguh sakit sekali, jika di rumah ia sudah menangis  kesakitan dengan rengekan khas anak kecil.

"Sakit tau gak." Lirih Jimin sembari bangkit dengan kaki terpincang dan duduk di tribun yang langsung di kerubuni para gadis dengan setumpuk minuman isotonik.

"Caper." Desis Yoongi dari kejauhan.

Selesai jam pelajaran olahraga adalah istirahat, maka mereka dengan bersuka ria memenuhi kantin. "Bakso urat. Sambelnya tiga sendok, gak pake saos kecap. Lo tambahin pedesnya, gue sebar vidio lo." Suruh Yoongi pada Jimin yang kini mendengus sembari memakai kembali jaket olahraganya.

Seharusnya ia sudah bisa bergabung dengan Seokjin dan Jungkook untuk menyantap es kepal milo di sudut kantin yang dekat kipas angin.

"Min Yoongi jelek, dasar pendek." Rutuk Jimin.

Walaupun sebenarnya Jimin tak perlu mengantri, lautan antrian itu akan terbuka lebar dan membiarkannya pesan duluan hanya dengan sebuah senyuman.

Jimin tersneyum, menawan sekali, hingga dengan mudah mencapai depan dan menyebutkan pesanan Yoongi.

"Bakso urat, sambelnya tiga sendok. Nggak pake saos kecap." Pesan Jimin.

Ibu Kantin menoleh, "sama pisan kaya kesukaan Kang Yoongi, ya?" Lalu terkekeh.

Emang buat tu setan satu, anying.

"Hehe, masa sih?" Jimin mencoba ramah dan tersenyum seakan-akan memang ia terkejut atas kalimat itu.

"Ini, selamat makan."

Jimin mengangguk lalu kembali menebar senyum, "makasih ya, Bu."

"Dadah Kak Jimin!" Ujar salah satu siswa dengan malu.

"Dahh!" Jimin balas tersenyum dan melambai kecil. Ia yakin, gadis tadi akan segera pingsan. 

"Tuh." Jimin menyerahkan semangkuk bakso dengan kesal.

it's okay to love your enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang