TRIGGER WARNING! ⚠️
- talk about gay
- homophobics
-sexual orientation
-lgbtq
-bullyYoongi mengikuti kemana pun Hoseok melangkah, ia pun hanya bisa celingak-celinguk melihat keadaan gedung mewah ini yang disilap sedemikian rupa untuk kepentingan acara.
Hoseok berdecak melihat Yoongi, pasti saja lelaki itu merasa asing dengan suasana ini. Mainnya hanya ke karoke, cafe-cafe anak muda, atau paling jauh naik kereta ke satu stasiun lalu pulang.
"Seok, ini legal?" Yoongi menunjuk orang-orang disekitarnya.
Hoseok terkekeh, "ilegal sih sebenernya. Ini menyalahi aturan sama norma."
"Terus?"
"Terus?" Hoseok mengulang ucapan Yoongi.
"Ya terus kenapa–"
"Karna, lo liat, orang-orang disini jujur. Entah sama mereka sendiri atau sama Tuhannya. Gi, dunia nggak melulu tentang kebaikan. Lo manusia, perlu ada hal buruk buat bikin lo manusiawi. Masa sih lo nggak punya dosa. Kan nggak mungkin. Lagian ini kan kali kedua lo dateng ke acara, waktu di club dulu lo malah mau pulang."
Yoongi menggedikan bahu. "Gue jujur kok sama–"
"Sama gue doang. Sama diri lo sendiri lo belum jujur, bahkan sama Taehyung yang notabenenya temen lo dari SMP lo belum jujur. Gi, coba deh, lo berhenti takut."
Yoongi memutar bola mata. "Iya dah sekarepmu mau ngomong apapun. Sekarang kita mau ngapain disini?"
"Yang pertama, cari patner."
Yoongi mengangguk, mematai sudut-sudut gedung ini dan melihat jikalau ada orang yang masih sendirian.
"Jangan agresif, lo tau kan peraturannya."
Yoongi mengangguk malas.
"Yaudah, gue mau cari patner. Kalo mau pulang telepon aja. Minimal tar jam sembilan lah pulang."
"Oke." Jawab Yoongi.
Lalu ia mulai berjalan gagah menuju satu titik dimana seseorang berdiri sendirian.
••••
Hoseok menepati janji perihal pulang jam sembilan. Ia pun dengan hati yang agak gusar mampir ke tempat yang sudah sangat lama sekali tak ia kunjungi.
Rumah Sakit Pusat Rehabilitas Mental dan Psikis.
Ia melenggang menuju kamar nomor sembilan. Nama di papan pintu itu tertera di sana saat ia masih berusia lima belas. Sudah cukup lama rupanya.
Dengan modal komik volume terbaru, Yoongi masuk dengan perlahan.
"Inget juga lo kesini?" Kalimat sarkas itu adalah hal yang pertama Yoongi dengar.
"Ehehe jangan marah dong, Ji,"
••••
Rabu Gosip kali ini agaknya lebih panas dari biasanya. Ada topik yang betul-betul sensitif menyangkut bintang besar sekolah mereka.
Sebenarnya sudah sejak malam hari hal ini trending dan tentu saja sekarang adalah hari yang begitu pas untuk mengusut hal tersebut.
"Agak nggak nyangka juga ya, he is the masculine one." Ujar penyiar perempuan itu.
Yoongi ada, mendengar tepat saat ia duduk di rooftop sekolah. Tentu saja ia mendengar, speaker terpampang dimana-mana.
"Jadi, udah pada tau dong ada berita apa? Yang trending semalem itu loh, masih ngira editan juga nggak sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your enemy
FanfictionJika ditanya perihal kuadrat, pangkat, akar dan kawan-kawannya maka Yoongi akan mengacungkan tangan di detik pertama gurunya bertanya. Tapi kalau ditanya "why you still single?" Yoongi pasti akan jawab. "Ngomong apa sih anjing, gue kagak ngarti baha...