DAY 24

4K 505 110
                                    


Sial. Jantung Jimin serasa satu-satunya hal yang menghasilkan suara. Berdegup kencang seakan memang itulah hal yang perlu dilakukan.

Napasnya masih tak beraturan saat ia naik taksi. Apa barusan Yoongi tidak sedang mimpi, ya? Itu barusan Yoongi benarkan mengungkapkan perasaan padanya?

Jimin tersenyum. "Ya ampun gue deg-degan." Pipi Jimin memerah sekali, terasa panas lalu malu.

"Mas ini belok mana?"

"Belok mana aja Pak yang penting gue ditembak Yoongi."

"Yoongi saha? Ini nanti nyasar loh!"

"E-eh iya maaf Pak, aduh kurang fokus saya hehe." Jimin menggaruk rambutnya kaku.

••••

"Ji, gue udah nembak Jimin. Yaampun gue gak kuat degdegan, pipi gue dicium! DICIUM!" Yoongi berujar heboh.

Orang itu tertawa sembari menyimpan komik. "Dia jawab apa?"

"Belum. Abis nyium langsung pergi pulang."

Tawa didapat Yoongi. "Jadi, sekarang siapa your favorite Ji?"

••••

"Kemarin pas gue balil duluan kalian ngapain aja? Kiss-kiss nggak?" Bisik Jungkook pada Jimin yang kini sibuk memakan bakso.

Satu gamparan kecil didapat Jungkook pada punggung. "Sakit anjing."

"Lo sih mulutnya."

"Ya kan gue tanya doang, Ji."

"We kissed."

Jungkook melotot, lebar sekali.

"Canda, i kissed him."

Makin lebarlah mata Jungkook. "Ji. Keren juga lo."

"On the cheek." Lanjut Jimin.

Jungkook mendengus. "Kecewa penonton. Apaan coba di pipi? Bibir dong bibir!"

"Pala lo anjing!"

"Gue manusia, malaikat." Jungkook mendelik kesal.

"Lagian, he just confessed to me, belum gue jawab juga." Jimin menggedikan bahu.

"So jual mahal lo kek gorengan, udah buruan gaet aja lah." Jungkook menyahut semangat.

"Y-ya nanti aja sih! Malu tau gue."

"Alah so malu banget lo kek cabe, awas aja besok belum jadian!"

Jimin menghela napas. "Ini bakal jadi rahaisa, Jung. Selamanya."

Jungkook mengangguk. "Paham kok paham. Yang penting lo bahagia dan gue ada saat lo bahagia."

Jimin tertawa. "Lo kapan?"

"Kapan-kapan."

••••

"Ya pelan-pelan dong ah nariknya!" Jimin melepas cengkraman tangan Yoongi pada pergelangan tangannya.

"Kalo pelan dan kita nggak lari, nanti kita disangka gabung tawuran itu Ji!" Yoongi mencoba menjelaskan dengan napas berantakan.

Jimin membungkuk untuk mengatur napas. "Tapi kan.. hah.. capek.."

Yoongi berjongkok. Menalikan tali sepatu Jimin yang terbuka akibat terinjak saat berlari tadi.

Debaran jantung Jimin mengencang, jauh lebih membucah. "Gue juga suka." Ucap Jimin tiba-tiba.

Yoongi bangkit dan menatap Jimin bingung. "Suka apa?"

"Suka lo." Lirih Jimi.

it's okay to love your enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang