Entah apa yang Jimin pikirkan sekarang, hingga bisa-bisanya ia berjalan menuju orang tadi hanya untuk membuktikan jika itu Yoongi apa bukan."Eh.. ganteng? Wanna make out?" Seorang gadis menghalangi langkah Jimin yang kini terpaksa untuk menghadapinya.
"Nggak deh. Bye cantik!" Jimin pun meninggalkan gadis tadi dan menoleh kesana kemari untuk melihat perawakan yang sejak tadi ia tuju.
Namun ia telah kehilangan jejak. "Ah, anjing."
••••
"Gue ke kos lo boleh?" Yoongi keluar club dengan bibir yang mengapit rokok.
"Aduh maaf Gi, lagi ada Irene,"
Yoongi berdecak, "ngewe, lo?"
"Enggak lah, asu."
"Enggak. Belum kali," cibir Yoongi.
"Udah ya Gi, kalo mau kesini nanti jam sepuluhan dah. Oke?"
"Hm." Yoongi pun mematikan sambungan telepon lalu memasukan ponselnya ke dalam saku jaket kulitnya. Lalu bibirnya membuang rokok yang masih panjang itu dan menginjaknya.
Diraihnya helm hitam fullface yang begitu mahal mengkilat. Ia pun naik ke motornya.
Tidak. Bukan si vespa oranye yang mencolok mata, kali ini ninja hitam mengkilat yang gagah. Yoongi juga tak bodoh, bisa-bisa Si Jenius Pecandu Matematika tertangkap basah di dalam club malam berisi orang-orang tak waras.
Ia pun bingung. Harus pergi kemana. Harus bagaimana. Harus mengadu pada siapa. Lelah sebenanrnya selalu bertingkah seakan ia baik-baik saja.
Saat kunci sudah ia putar dan mesin sudah menyala, Yoongi mendengar suara yang begitu familiar.
"Gue yakin itu Yoongi, si pendek itu kan rambutnya rada undrcut gitu!" Jimin masih tetap bersikukuh pada Seokjin.
"Ya terus kalo itu Yoongi lo mau apa? Hah?"
"Y-ya nggak papa lah, ya cuman mau nyiduk doang!" Jawab Jimin cepat.
"Serah lo dah, lagian kenapa lo nggak mau minum tadi? Gratis loh dari mantan sugar mommy gue." Seokjin masih mencak-mencak.
"Nggak ah. Besok ada ulhar Matematika, bisa makin tolol gue kalo malem ini mabok." Jimin berujar yakin.
"Sejak kapan lo peduli sama Matematika, anjir." Ledek Seokjin.
"Gue tuh sebenernya pinter kalo nggak bodo."
Seokjin mendorong kening Jimin, "tolol." Umpatnya kemudian.
"Balik lah, lo bawa mobil?" Tanya Seokjin.
"Bawa. Mau numpang?"
"Ya jelas."
Yoongi mendengar semuanya. Hampir saja ia tertangkap oleh Jimin. Bisa jadi bulan-bulanan lelaki itu disekolah.
••••
"Kurang ajar lo!" Jimin melempar kuat penghapus ke arah kepala Yoongi.
Yoongi megaduh. "Dasa pendek! Udah pendek bar-bar pula!" Balas Yoongi.
"Lah? Lo yang mulai duluan! Dasar jamet! Udah tau itu novel orang!"
Jimin masih mencak-mencak perihal Yoongi yang tak sengaja membuang novel fantasi yang dipengang Jimin ke tempat sampah.
"Yaudah tinggal ganti rugi, beli lagi. Katanya kaya." Cibir Yoongi.
"Lah bambang! Kan lo yang buang!!!" Jimin berteriak frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's okay to love your enemy
FanfictionJika ditanya perihal kuadrat, pangkat, akar dan kawan-kawannya maka Yoongi akan mengacungkan tangan di detik pertama gurunya bertanya. Tapi kalau ditanya "why you still single?" Yoongi pasti akan jawab. "Ngomong apa sih anjing, gue kagak ngarti baha...