WRITER 6

7 1 0
                                    

~Announcement~


Tak terasa lama, 1 minggu dan 4 hari sudah berlalu dengan cepat. Setelah menyelesaikan blognya dalam satu minggu terakhir ini, aku mengajak Rosalind untuk menemaniku menyebarkan blog Kiana pada orang-orang di rumah sakit. Dan sementara itu, Geuse dan Siri menyebarkannya pada orang-orang di sekitar sekolah.

Memang pada awalnya tidak ada peningkatan yang pesat setelah kita baru menyebarkannya, dan hanya ada puluhan hingga ratusan orang yang mendatangi blognya. Tapi akhir-akhir ini, blognya mendapat banyak sekali pengunjung. Jumlah berkali-kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Kupikir itu karena sosial media Geuse yang punya pengikut besar.

Rencanaku lumayan berhasil juga.

"Ahhh~ Sisa satu orang lagi, ya?" Tanya Rosalind padaku setelah meninggalkan salah satu ruangan pasien di bangsal sebelah.

"Hmm... Dari yang diperbolehkan Dr. Shama saat aku menanyakannya, memang sisa 1 ruangan lagi." Kataku sambil mendorong kursi roda Rosalind dan membaca secarik kertas berisi ruangan-ruangan yang boleh dikunjungi dari Dr. Shama.

"Dan dimana itu?"

"Kalau dari catatan ini.... masih di bangsal ini."

"Dan ruangan yang mana?"

"Nomor 4-17."

"Hmm... 4-17 ya, berarti... lewat sini!"

Siri menunjuk ke arah yang menurutnya benar sesaat kita sampai di persimpangan. Dia sudah sering berjalan-jalan di sekitar rumah sakit ini, jadi aku cukup percaya padanya. Lagipula, ini hanya bangsal yang letaknya di sebelah tempatku dan Rosalind dirawat, jadi, Rosalind sudah pasti pernah berjalan-jalan dan hafal jalan-jalan di sekitar sini.

Tapi kalau sampai hafal nomor kamar... Itu cukup mengejutkan juga. Dan... cukup seram juga.

"Oh iya." Celetuk Rosalind sembari kita berjalan menyusuri lorong itu. "Barusan, yang menemui orang sebelumnya aku, kan?"

"Iya. Memangnya kamu lupa?"

"Aku cuma mau memastikan saja kalau kau yang tidak lupa."

"Ha?"

"Takutnya kau lupa kalau yang selanjutnya ini giliranmu untuk menemuinya."

Sambil menghela nafas dengan malas, aku menjawabnya. "Iya, iya. Tenang saja." kataku. "Dan, kamu menunggu di luar, nanti?"

"Aku? Umm... Sepertinya iya."

"Iya, apa?"

"Iya, aku akan menunggu di luar."

Aku memperhatikan tiap ruangan yang kulewati. 4-06, 4-07, 4-08. Sudah lumayan dekat kalau berdasarkan urutan ini.

Berjalan di lorong yang sepi seperti ini membuatku sedikit bosan. Aku juga sedikit teringat kata-kata Geuse— Bukan. Tapi pertanyaan Geuse saat kita benar-benar baru mulai mengerjakan projek ini di ruangan Kiana minggu lalu. Aku ingin sesekali menceritakannya pada Rosalind, tapi... Kalau kuingat-ingat lagi jawabanku waktu itu, aku sangat malu sekarang. Ditambah... Rosalind pasti akan menanyakan bagaimana aku menjawabnya...

"Sudah sampai~" Rosalind memecah pikiranku yang sedang sibuknya mengandai-andaikan pertanyaan Geuse itu. Tak terasa juga, selama memikirkannya aku sudah melewati sekitar 10 ruangan.

"Ah, benar juga." Kataku sambil 'memarkirkan' kursi roda Rosalind di sebelah pintu. "Kalau begitu aku masuk dulu. Dan... jangan kemana-mana."

"Lagipula siapa yang mau pergi?"

Unified Heartbeats [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang