~But It's Over~
Semuanya sudah berlangsung cukup lama. Cukup lama hingga membuat rasa bosanku ini seakan-akan sedang membunuhku secara perlahan. Tapi, perasaan selain bosan ini juga menghantuiku. Rasa khawatir akan apa saja yang akan terjadi. Dan semua kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Semuanya menghantuiku. Dan sendirian tidak membantuku untuk lebih tenang.
Mungkin, karena itu kak Kiana menghubungiku dan mengajakku untuk ke ruangannya. Membicarakan banyak hal tentang semua yang pernah kulalui dan ia lalui di rumah sakit ini. Dan mungkin... sebagai salam perpisahannya kepadaku karena...
"Kak Kiana sudah bisa pulang!?" Aku sangat terkejut dengan kabar tersebut. "Dan... kapan kakak akan pulang?"
"Yah... aku mengerti kenapa kau terkejut. Tapi tenang saja... aku yakin kita bakal ketemu lagi. Tapi... entah kapan."
"Kakak belum menjawab pertanyaan keduaku."
"Hmm? Aku kan tidak wajib menjawabnya..."
"Hei..."
Kak Kiana tertawa dengan puas membuatku jengkel di tengah rasa penasaranku ini. Tapi... kak Kiana tetaplah kak Kiana. Walau sering membuatku atau orang di sekitarnya jengkel, ia tetaplah orang yang baik. Dan kata-kata itu kupikir masih belum cukup untuk mendeskripsikan seberapa baik dirinya.
"Iya, iya... akan ku beri tahu." Katanya selesai ia tertawa. "Ini belum pasti, tapi, kemungkinan besarnya, aku akan bisa keluar dari sini sekitar 2 minggu lagi."
"Haah... Ternyata masih lama, ya?" Balasku dengan malas.
"Hei, bukannya kau yang mau tahu? Kenapa malah jadi tidak antusias begitu."
"Bukan begitu, sih, maksudku." Aku sendiri tidak tahu maksudku apa dengan jawaban barusan. Mungkin... itu hanya spontan.
"Lalu... kapan jadwal operasimu, Rigel?" Ucap kak Kiana balik bertanya.
"Umm... mungkin 1 minggu atau 2 minggu lagi. Yah... hamper sama dengan jadwal kepulangan kak Kiana, mungkin."
"Ohh, begitu, ya? Aku jadi tak bisa menunggumu, dong, ya?"
"Aku tidak terlalu mempermasalahkan itu... karena ada Rosalind juga yang menemaniku nanti."
Kak Kiana terdiam. Dan aku yang penasaran meliriknya sedikit. Terlihat lah wajahnya yang memasang senyum licik dan sinisnya sambil menatapku dengan mata yang ia sipitkan.
"Kenapa menatapku begitu?" Tanyaku sedikit terganggu.
"Hehe... karena aku dengar rumor kalau kau dan Rosalind sekarang berpacaran, ya?"
Aku tersentak dengan apa yang baru ia ucapkan. Mataku melotot dan wajahku memerah malu. Aku tidak tahu harus menjawab apa.
"T-tahu dari siapa itu?" Aku balik bertanya kepadanya.
"Fufufu... siapaaa, ya?"
Aku berpikir akan banyaknya kemungkinan. Coba ingat apa saja yang terjadi beberapa hari belakangan hingga hari itu. Ada aku dan Rosalind yang menemui Dr. Shama. Tapi itu tidak mungkin kalau dokter yang memberitahu hal tidak penting itu ke kak Kiana. Lalu sampai di hari itu, aku tidak bertemu siapa-siapa selain Rosalind.
Lalu... apa yang terjadi sebelumnya?
Benar juga. Mungkin di antara mereka. Pasti di antara mereka.
"Apa itu dari Geuse? Cyon? Atau mungkin juga Siri?" Tanyaku mencoba memastikannya kepada kak Kiana.
"Heehh... kenapa kau yakin kalau itu di antara mereka?" Ia balik bertanya kepadaku. Pasti mencoba mempermainkanku. "Bagaimana kalau itu bukan mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unified Heartbeats [END]
RomanceSetahun sudah Rigel, seorang pemuda SMA biasa, dirawat di sebuah rumah sakit. Ia mulai mendapatkan kembali sesuatu untuk menggantikan segalanya yang hilang darinya sebelum itu. Seakan ia hanya tinggal menunggu waktunya untuk disembuhkan. Tapi, menur...