~Asking~
Apakah keadaanku saat ini membaik? Tentu. Aku merasa begitu akhir-akhir ini.
Apakah suasana di sekitarku lebih baik? Entahlah. Itu selalu berbeda tiap harinya.
Apakah orang-orang di sekitarku sama baiknya denganku? Tentu saja tidak.
Orang-orang ini, temanku. Kenalanku. Sahabatku. Mendatangiku dengan wajah tegang tertunduk dengan tak percaya diri di dalam ruanganku. Aku hanya duduk bersandar pada kasurku dengan santai sambil melipat kedua tanganku pada sore hari itu.
Ah, benar juga. Tanganku sekarang sudah bisa digerakkan dengan normal. Yah... tidak senormal manusia pada umumnya, tapi masih bisa bergerak dengan leluasa. Apalagi jika dibandingkan dengan orang yang terkena serangan stroke juga sepertiku. Baik yang ringan maupun yang berat.
"Jadi... mau apa kalian berdua kesini, Rosalind, Siri?" Tanyaku penasaran. "Kupikir kalian akan bersama dengan Geuse dan... siapa teman kalian yang satu lagi?"
"Cyon." Ucap Siri singkat.
"Ah, iya, Cyon. Yah... aku baru bertemu dengannya beberapa kali, jadi wajar aku tidak mengingatnya."
"Iya, aku paham." Kata Rosalind. "Aku juga mengalami hal seperti itu waktu pertama kali. Dan omong-omong, kita sudah berdiskusi dengan Cyon dan Geuse untuk hanya datang berdua menemuimu."
Aku mengangguk beberapa kali sampai kemudian mulai mendehem membersihkan tenggorokanku. Lalu kembali membuka mulutku dan kembali berkata, "Sudahlah, kita kembali ke topik. Jadi... ada apa kalian kesini?"
Kedua orang itu saling menatap satu sama lain untuk beberapa saat, sampai pada akhirnya mereka sedikit mengangguk menyepakati sesuatu dan kembali menatapku. Rosalind pun membuka mulutnya dan berkata, "Jadi... kami ingin meminta tolong padamu untuk melakukan satu hal."
Satu hal? Kenapa hanya satu? "Memang apa itu?"
"Ini... berhubungan dengan Rigel. Jadi... kami ingin memintamu untuk bersama kami membuat sebuah... surat."
"Surat?"
"Iya. Tapi, ini bukan surat biasa. Kami... berencana membuat sebuah surat palsu yang seakan-akan dibuat oleh... Kalani?"
Hah!? Apa maksudnya? Kenapa... mereka mau melakukan itu.
Kepalaku penuh akan pertanyaan-pertanyaan yang berkutat pada "kenapa." Mataku terbuka dengan lebih, lebih lebar dari yang pernah aku lakukan sebelumnya. Dan dalam lubuk hati... aku masih tidak percaya dengan apa yang mereka pikirkan.
"Apa-apaan itu!? Kenapa kalian punya pikiran seperti itu!?"
Nadaku yang meninggi, bertanya pada mereka dengan nada tegas membuat mereka tersentak dan hanya bisa terdiam.
"Maaf." Kataku pelan. "Aku tak bermaksud membentak kalian. Tapi... aku hanya sedikit bingung kenapa kalian berpikir untuk melakukan ini."
Mereka masih terdiam dan tertunduk malu. Walau hanya tampak sedikit, aku bisa melihat wajah mereka berdua memerah, dan sebisa mungkin mereka menyembunyikannya.
"Apa kalian tidak memikirkan bagaimana Rigel akan bertindak apabila dia tahu akan hal ini?"
"Kami sudah... memikirkannya."
"Tidak. Melihat ketidakyakinan jawabanmu itu, Siri, aku meragukannya."
"T-tapi sungguh. Kita sudah memikirkannya. Dan kami juga sudah berpikir kalau apa yang kami lakukan ini murni untuk Rigel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unified Heartbeats [END]
RomanceSetahun sudah Rigel, seorang pemuda SMA biasa, dirawat di sebuah rumah sakit. Ia mulai mendapatkan kembali sesuatu untuk menggantikan segalanya yang hilang darinya sebelum itu. Seakan ia hanya tinggal menunggu waktunya untuk disembuhkan. Tapi, menur...