29

676 67 1
                                    

Chaeyoung dengan ragu melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar saat itu. Melirik pula ke sekelilingnya untuk memastikan jika suasana sudah aman. Menambah langkahnya kembali dengan begitu perlahan, benar-benar takut sekali ia harus dihadapkan dengan Yoongi saat ini.

Tidak. Chaeyoung tak mau bertemu dengan Yoongi sekarang. Tidak setelah kejadian yang menurutnya sangat memalukan yang sudah ia lakukan. Ia butuh waktu, dan entah sampai kapan harus menghindari Yoongi.

"Kau mau kemana?"

Sial. Chaeyoung tentu saja mengenal suara itu. Berusaha untuk bersikap biasa saja disaat degup jantungnya berdetak dengan cepat, gadis itu berbalik. Memasang senyumnya pula pada Yoongi di sana.

"A-Aku harus pulang. Eomma menelponku dan menyuruhku untuk pulang sekarang."

"Benarkah? Tapi, aku baru saja mendapat telpon dari ibumu jika aku harus menjagamu seharian ini."

Chaeyoung nampak terkejut mendengarnya. "Mwo? Menjagaku? Wae? A-Aku tidak perlu dijaga olehmu. Dan aku yakin, itu hanya alasanmu saja."

"Lalu apa bedanya denganmu? Kau juga memberi alasan tadi, bukan?"

Chaeyoung terdiam, mengalihkan pandangannya dengan cepat. Sementara Yoongi sama sekali tak bisa menyembunyikan senyumnya karena Chaeyoung yang terlihat sekali jika gadis itu gugup dan bahkan berusaha untuk menghindarinya.

"Sudah kukatakan, kau akan menyesalinya nanti."

"Aku tidak menyesal..."

Gumaman itu nyatanya masih bisa di dengar oleh Yoongi. Dimana Chaeyoung kini perlahan menatap padanya, bahkan berjalan mendekat untuk menipis jarak di antara keduanya.

"Aku sama sekali tak menyesali apapun. Aku tahu, aku mabuk saat itu. Tapi walaupun begitu, aku tak akan mungkin menyesalinya. Setidaknya, aku memberikan diriku pada seseorang yang aku cintai. Sekarang, kau bebas. Kau bisa melalukan apapun semaumu tanpa perlu aku yang akan selalu menghalangimu nantinya. Aku akan pergi, darimu. Bukan satu atau dua hari, bahkan selamanya. Jadi kau tidak perlu lagi melihat wajahku."

Semua itu dikatakannya dengan senyuman. Walaupun Chaeyoung tahu, semua ucapannya saat itu menyakiti hatinya tanpa sadar. Memangnya, apa dia bisa melakukan semua yang ia ucapkan saat itu?

Tapi, tidak. Chaeyoung yakin, ia bisa melakukan semuanya. Ia bisa melakukan semua itu tanpa adanya airmata ataupun rasa sedih berkepanjangan. Ia yakin--

"Aww..."

Chaeyoung memegang keningnya dan dengan cepat sedikit menjauhkan tubuhnya, menatap nyalang pada Yoongi yang bahkan tak menampakkan reaksi apapun setelah dengan tidak berdosanya menyentil keningnya dengan sangat keras.

"Sekalinya bodoh, tetap saja bodoh."

"Apa maksudmu, huh?"

"Ayo kita menikah."

Chaeyoung tak bisa menyembunyikan keterkejutannya akan ucapan Yoongi saat itu.

T-Tunggu sebentar, apa Yoongi baru saja melamarnya tadi?

Lalu ingatan lain Chaeyoung datang begitu saja, mengingat sosok gadis yang saat itu datang ke apartement Yoongi. Gadis yang sama yang ia ingat sekarang jika semalam ia bertemu dengannya.

Ahn Rina.

Chaeyoung tak tahu apa hubungan Rina dan Yoongi. Namun gadis itu berkata jika ia telah membantu Yoongi selama ini untuk menyiapkan pernikahannya.

Benar. Sebuah Pernikahan.

"Y-Yoongi, kau sedang bercanda padaku sekarang, bukan?"

"Tidak. Pagi ini, rencananya aku akan bertemu dengan kedua orangtuamu. Lalu setelahnya, kita akan bertemu dengan Rina noona."

let's not fall in love ❌ yoonroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang