07

1.3K 151 4
                                    

Suara keributan di kelas saat itu terhenti begitu saja. Ketika Kim ssaem kini memasuki kelas, membuat suasana hening terjadi setelahnya. Namun semua itu sama sekali tak membuat seorang Min Yoongi beranjak dari berbaringnya. Bahkan hanya untuk mengangkat kepalanya yang berbaring di atas meja tak mau ia lakukan.

Oh, semua orang tahu bagaimana sifat pria dengan kulit pucatnya itu. Setelah memasuki kelas, ia sudah duduk di kursinya dan langsung menjatuhkan kepalanya di atas mejanya. Bahkan semua guru di sekolah itu seolah menyerah dengan kelakuan pria itu, memilih untuk membiarkannya saja.

Dan benar saja, pandangan Kim ssaem kini mengarah pada Yoongi di sana. Dan hanya helaan napasnya yang ia keluarkan setelahnya, memilih untuk kembali menatap pada murid-murid yang lain.

"Baiklah, semuanya. Hari ini, kita akan kedatangan seorang murid baru." Lalu pandangan Kim ssaem beralih pada pintu kelas, menyapa pada seorang murid baru yang sebelumnya ia sebutkan. "Masuklah."

Tentu saja, rasa penasaran itu tertanam dalam benak semua murid yang ada di kelas saat itu. Dengan langkah seorang gadis yang kini memasuki kelas, menampakkan senyum dan langkah percaya dirinya.

"Kau bisa perkenalkan dirimu lebih dulu."

Gadis itu mengangguk sebagai ucapan terima kasihnya, menatap pada teman-temannya baru mulai hari ini.

"Annyeonghaseyo, aku Jeon Heejin. Kalian semua bisa memanggilku Heejin. Mohon bantuannya." Dan perkenalan itu di akhiri dengan dirinya yang membungkuk hormat, sama sekali tak memudarkan senyuman di wajahnya.

Tatapan kagum dari para pria menjadi yang paling banyak di sana, menanyakan pertanyaan aneh yang hanya membuat Heejin tertawa pelan karenanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan kagum dari para pria menjadi yang paling banyak di sana, menanyakan pertanyaan aneh yang hanya membuat Heejin tertawa pelan karenanya.

Dan Min Yoongi, menjadi salah satu dari para pria di kelas saat itu yang kini menatap pada gadis itu. Kedua matanya terbuka perlahan, dengan sedikit mengangkat kepalanya hanya untuk menatap ke depan sana. Mendengar nama yang tak asing baginya membuatnya sedikit penasaran, dan tentu saja terkejut ketika mendapati sosok Jeon Heejin yang berada di kelasnya.

Pikiran Yoongi memang tak sekuat itu hanya untuk mengenal dan mengingat seseorang. Tapi ia yakin dengan gadis yang berada di depan sana adalah gadis yang sama yang ia temui kemarin.

"Untuk apa dia di sini?"

"Sudah-sudah, jangan ribut. Seperti yang sudah Heejin katakan tadi, kalian harus banyak membantunya dan berteman baik dengannya."

"Ne, ssaem."

Suara serempak dari semua murid mengakhiri perkenalan Heejin hari itu. Mengucapkan pula terima kasihnya ketika Kim ssaem setelah menyuruhnya untuk mencari tempat duduk kosong.

Hingga tatapannya bertemu dengan Yoongi, dan bertambah lebarlah senyum gadis itu. Dengan cepat mengambil kursi kosong yang memang berada di samping pria itu.

"Untuk apa kau di sini?" Pertanyaan yang sebelumnya Yoongi pikiran kembali pria itu tanyakan langsung pada gadis itu.

Heejin tampak mengerutkan keningnya. "Apa itu sebuah pertanyaan? Kau tak lihat seragam ini? Tentu saja aku juga bersekolah di sini, bodoh."

"Bukan itu yang ku maksudkan. Tapi kenapa kau bisa berada dan bahkan bersekolah di sini?"

Heejin tampak mengulum bibir bawahnya, kali ini senyuman gadis itu kembali. Seolah dirinya tak pernah sama sekali merasakan apa itu kesedihan di dalam hidupnya.

"Bukankah sudah ku katakan padamu? Jika kita akan bertemu lagi, Yoongi."

.

.

Decakan itu kembali Chaeyoung keluarkan tanpa ia sadari. Menatap pada sebuah gumpalan kertas yang mendarat sempurna di atas mejanya. Tak perlu ia mencari seseorangnya, karena seseorang itu adalah orang yang sama yang kini tengah duduk di sampingnya.

Chaeyoung masih berusaha untuk tak mengeluarkan emosinya. Pelajaran sastra saat ini adalah satu-satunya pelajaran yang ia kuasai di antara yang lainnya-termasuk pula pelajaran yang ia sukai. Dan saat ini, ia begitu sangat fokus dan apa yang dilakukan pria itu padanya tentu saja sangat mengganggunya.

"JK--"

"Jungkook. Kau bisa memanggilku seperti itu. Lagipula, aku bukan JK saat ini yang berada di atas panggung. Tapi seorang Jeon Jungkook yang sedang menuntut ilmu."

Chaeyoung menghela napasnya sekali lagi, bahkan ia tak bisa menghitung berapa kali sudah ia keluarkan helaan napas itu selama beberapa menit berlalu.

"Kalau kau memang benar menuntut ilmu, maka perhatikan apa yang tengah di ajarkan di depan sana."

"Aku ingin sekali melakukannya. Belajar dengan baik dan memperhatikan apa yang di ajarkan di depan sana. Tapi, bagaimana ini? Mataku malah terus saja tertuju padamu. Kau lebih menarik daripada apa yang ditulis di depan sana."

Chaeyoung menghentikan tulisannya. Chaeyoung memang akui, ia selalu memakai earphone dengan volume yang sangat keras sehingga sesekali ia tak dapat mendengar dengan jelas apa yang orang bicarakan terhadapnya. Alasan lain adalah agar dia tak selalu mendengar omelan Ibunya di rumah yang selalu membuatnya pusing. Tapi Chaeyoung yakin, pendengarannya itu masih sangat baik.

"Apa yang kau katakan tadi?" Tatapannya beralih, pada sosok Jungkook di sampingnya yang menampakkan senyumnya.

Jika Chaeyoung dalam mode fangirl-nya, sudah dipastikan jika senyuman Jungkook padanya saat ini sudah pasti membuatnya berteriak tak karuan karena terlalu mengagumi ketampanan pria itu.

Tapi untuk saat ini, dia benar-benar sedang dalam mood yang tak baik, membuatnya mendengus dan memilih untuk mengalihkan pandangannya dari pria itu.

"Hey, kenapa kau menjadi seperti ini? Bukankah seharusnya kau senang? Aku idolamu, dan aku saat ini mengajakmu berbicara."

"Aku hanya sedang fokus saat ini. Jadi kumohon padamu, jangan ganggu aku."

Chaeyoung benar-benar menekan emosinya. Bahkan untuk menatap pada Jungkook yang mendengus setelah mendengar ucapannya tadi tak ia hiraukan.

Untuk beberapa menit setelahnya, Chaeyoung tak lagi merasakan gangguan yang Jungkook berikan padanya. Dan bodohnya dia kini melirik pada pria itu di sampingnya.

Ia terlihat bosan, Chaeyoung tahu itu. Terlihat dari kertas buku yang berada di meja pria itu yang sudah penuh oleh beberapa gambar dan juga coretan untuk menghilangkan kebosanannya.

Gadis itu mengulum bibir bawahnya, mulai mengambil sesuatu di dalam tasnya. Menatap kembali pada Jungkook sebelum memberikan beberapa bungkus coklat di atas mejanya.

Jungkook yang mendapatkannya tentu saja cukup terkejut, melirik sekilas pada Chaeyoung yang ia bisa lihat tengah mengunyah coklat yang sama saat ini.

Pandangan pria itu beralih, pada beberapa bungkus coklat yang gadis itu berikan sebelumnya. Menemukan sebuah note kecil di sana dan mengambilnya setelahnya.

"Jika aku sedang bosan, aku akan memakan coklat ini. Aku tahu kau suka dengan coklat, jadi makanlah ini lebih dulu."

Senyuman itu terbentuk begitu saja pada wajahnya, melirik kembali pada gadis itu di sana yang bisa ia lihat juga tengah menampakkan senyumnya pula. Setelahnya mengambil satu bungkus coklat itu dan memakannya, tentunya dengan sebuah perasaan yang Jungkook sama sekali tak mengerti untuk saat ini.

Tapi yang terpenting, Jungkook hanya tahu, jika kehadiran Chaeyoung kini bukan lagi ia anggap sebagai salah satu penggemarnya.



--To Be Continued--

let's not fall in love ❌ yoonroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang