PROLOG

6.5K 385 22
                                    

Rumah duka itu begitu tenang. Orang-orang tak ada lagi yang datang untuk mengucapkan belasungkawanya. Menyisakan sosok bocah laki-laki yang terduduk di sudut ruangan gelap itu.

Kepalanya tertunduk, menyembunyikan tangisnya di sana. Bahunya bergetar, mengetahui jika ia akan sendirian di dunia ini setelah kematian kedua orangtuanya.

Cukup tragis, hanya dirinya yang selamat pada kecelakaan malam itu. Disaat orangtuanya berdebat hebat, ia duduk di belakang mobil. Menyaksikan bagaimana adu mulut kedua orangtuanya di depannya. Dan karena itulah, ayahnya tak mengetahui, jika ada sebuah mobil truck besar yang mengarah ke arah mereka. Dan membuat kecelakaan itu tak bisa dihindari.

Memangnya, apa yang bisa bocah laki-laki berusia tujuh tahun lakukan di situasi ketika kedua orangtuanya bertengkar? Keduanya hanya memikirkan ego mereka, tak melihat pada sang putra yang menangis dalam diam menatap keduanya.

.

.

"Kita rawat saja dia. Apalagi, Yoongi sudah tak mempunyai siapa-siapa di sekitarnya. Dia juga tak memiliki wali sekarang."

Sepasang suami-istri itu masih menatap pada bocah laki-laki di sana. Dengan sang istri yang menghela napasnya ketika mendengar ucapan suaminya.

"Hmm, kau benar. Aku begitu sedih untuknya. Dia masih sangat kecil untuk menerima semua ini. Rasanya, ini begitu tak adil baginya. Kau tahu? Orangtuanya jarang sekali untuk mengurusinya. Dan mereka sekarang meninggal karena ego mereka sendiri. Aku benar-benar kasihan padanya."

Pembicaraan mereka terhenti begitu saja, ketika pandangan mereka melihat pada putri satu-satunya mereka. Yang berjalan masuk ke dalam ruangan seolah mendekat pada bocah laki-laki di sana.

"Apa yang mau kau lakukan?" Sang Ibu menahannya. Membuat gadis kecil itu menatap pada sang Ibu.

"Apalagi memangnya? Aku ingin menghiburnya."

"Chaeyoung, ini bukan saat yang tepat. Biarkan dulu Yoongi sendirian, hmm? Dia masih bersedih karena ibu dan ayahnya sudah pergi meninggalkannya."

Gadis kecil itu mengulum bibir bawahnya, mengangguk setelahnya untuk menjawab Ibunya.

Namun itu tak berselang lama. Setelah Ibunya melepaskan kedua tangannya, gadis kecil itu berlari masuk saja ke dalam ruangan itu. Membuat sang Ibu hanya bisa menghela napasnya, sudah mengetahui bagaimana sifat putrinya itu.

"Biarkan saja Chaeyoung menemani Yoongi. Mungkin saja, Chaeyoung yang sedang dibutuhkan Yoongi saat ini."

Ucapan sang suami hanya bisa diangguki oleh wanita itu. Dengan keduanya yang hanya bisa menatap sang putri di sana dengan bocah laki-laki itu.

Mereka ikut tersenyum di sana, melihat bagaimana dengan gigihnya sang putri yang berusaha untuk menghibur bocah laki-laki itu.

"Hey, Yoongi. Lihat kemari. Lihat apa yang ku lakukan sekarang."

Bocah laki-laki itu awalnya tampak tak tertarik, namun dengan perlahan pula ia mendongakkan kepalanya. Merasa penasaran dengan apa yang akan gadis kecil di hadapannya lakukan.

Sedangkan gadis kecil itu benar-benar berusaha untuk menghibur temannya itu. Menari-nari tak jelas, bahkan memasang wajah bodohnya.

Dan hal itu tentu saja membuat bocah laki-laki itu tersenyum setelahnya. Dan tawa keduanya kini mulai menghiasi ruang yang sebelumnya begitu hening dan tenang.

Dan hal yang penting, tangisan dan kesedihan yang sebelumnya menghiasi wajah bocah laki-laki itu, kini tergantikan oleh senyuman manisnya. Setelah apa yang dilakukan sang gadis kecil untuk menghiburnya.


--To Be Continued--

Haloooo, sayangku semuanya dimanapun kalian berada.
Im back dengan cast yoonrose setelah sekian lama.

Hayoo, yang bucinnya yoonrose angkat kaki, eh maksudnya angkat jari dulu.

Masih prolog, masih abu-abu. Lanjutnya nanti lagi ya. Aku senang bgt klo kalian menunggu dgan sabar. Lebih senang lagi klo kalian kasih vote dan jejak kalian disini. Hehehehe

(Note 2020 : yg bucinnya yoonrose, apa kabar? Aku publish lagi ceritaku ini 🤗🤗)

let's not fall in love ❌ yoonroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang