Helaan napas itu kembali Chaeyoung keluarkan, melirik kembali pada jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Sementara pandangannya kembali mengelilingi, menunggu seseorang yang sudah ia tunggu sedari tadi.
"Ck, awas saja jika dia datang nanti. Aku pasti akan memukulnya dengan kertas-kertas sialannya itu."
Chaeyoung kembali menyeruput minumannya. Bahkan hampir setengah dari minumannya sudah ia habiskan, namun orang ia tunggu belum juga datang.
Hingga bunyi dari ponselnya saat itu mengalihkan pandangannya, menampakkan nama seseorang pula yang ditunggunya sedari tadi pula. Maka tak membuang waktu baginya--setelah menghela napas lelah--ia mengangkat panggilan itu.
"Ck, kau dimana? Apa masih lama?"
"Chaeyoung, maaf. Tapi, aku tak bisa datang sekarang."
Chaeyoung menghela napasnya, lagi. Entah sudah berapa kali ia mendengar ucapan itu selama beberapa bulan ini.
"Apa lagi sekarang? Kau bahkan tak bisa menyempatkan waktumu hanya untuk merayakan hari jadi kita yang keempat ini. Apa sebegitu sibuknya dirimu?"
"Chaeyoung, mengertilah. Aku datang bukan karena aku tak mau. Tapi aku tak bisa. Lagipula--"
"Ck, sudahlah. Aku mengerti. Dan lanjutkan saja apapun yang sedang kau lakukan saat ini. Jika perlu, jangan menghubungiku."
Dan Chaeyoung mematikan begitu saja panggilan mereka, menghabiskan seluruh minumannya sebelum membereskan barang-barangnya dan beranjak dari duduknya. Melirik ke arah kue tart yang masih utuh di atas meja, lalu pada sebuah paper-bag yang berada di kursi kosong sampingnya.
Gadis itu mendengus, sebelum mengambil paper-bag itu dan meninggalkan begitu saja kue tart yang masih utuh. Biar saja, lagipula hari ini adalah hari yang ke sekian kalinya ia merasa sangat marah dan kesal akan sikap Yoongi yang lebih mementingkan hal lain daripada janji pria itu padanya.
Berada di luar cafe, Chaeyoung menatap pada paper-bag di tangannya. Berisi sebuah hadiah yang sudah ia siapkan bagi Yoongi.
"Ck, kau benar-benar keterlaluan padaku, Min Yoongi."
Dan setelahnya, melemparkan begitu saja paper-bag itu pada tempat sampah yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Berlalu begitu saja dengan satu tangan terkepal, terlihat sekali jika ia begitu kesal. Sekaligus pelampiasannya untuk tidak menangis saat itu juga.
.
.
Yoongi sedikit terkejut saat itu, ketika ia baru saja kembali ke rumahnya, mendapati seseorang yang tertidur pada sofa di ruang tengah kediamannya. Melirik pada jam tangannya dan menunjukkan pukul satu malam.
Pria itu menghela napasnya, beranjak mendekat pada Chaeyoung di sana yang bahkan tertidur tanpa sebuah selimut. Hanya dengan mengenakan mantel hangatnya sebagai pengganti selimut saat ini.
Lalu pandangan pria itu beralih, pada sebuah paper-bag yang terletak di atas meja. Bersama dengan beberapa kaleng bir yang pastinya sudah kosong yang ikut pula menghiasi meja itu.
Hah, gadis itu pasti mabuk lagi. Tentu saja dirinyalah penyebab mengapa Chaeyoung harus mabuk dan menghabiskan hampir lima kaleng bir.
Dengan perlahan--setelah meletakkan tas ranselnya dan jaketnya di kamar--pria itu pun beranjak membersihkan semua kaleng bir itu. Berhati-hati agar tak membangunkan Chaeyoung yang masih terlelap.
Yoongi mengambil paper-bag yang kini menjadi satu-satunya barang di atas meja dan melihat isinya. Dimana sebuah kotak terdapat di sana, dan saat dibukanya kotak itu, terdapat sebuah jam tangan di sana. Melirik ke arah Chaeyoung dan menghela napasnya sebelum meletakkan kembali kotak itu ke dalam paper-bag.
KAMU SEDANG MEMBACA
let's not fall in love ❌ yoonrose
Fanfiction[18+] ✔ Begitu klise, cerita dua orang manusia yang berbeda gender. Mereka bertemu, berkenalan, lalu menjadi dekat. Dan ketika waktu telah datang, perasaan mereka menjadi berubah satu sama lain. Lalu, ketika mereka mulai merasakan apa itu namanya ja...