Ny. Park mengerutkan keningnya, tak menemukan Chaeyoung saat itu yang berada di kamarnya. Biasanya gadis itu sudah membuat keributan di pagi-pagi hari dengan menyalakan musik yang cukup memekakkan telinga.
Lalu pandangannya beralih ke arah pintu kamar Yoongi, dimana ia juga bingung kenapa Yoongi belum keluar dari kamarnya di waktu yang sebenarnya sudah hampir terlambat untuk keduanya sekolah.
Dan Ny. Park hampir saja mengeluarkan teriakannya saat itu, menahan pekikannya dengan menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangannya ketika menatap pada apa yang ia lihat ketika membuka pintu kamar Yoongi.
Hey, bagaimana bisa ia tak terkejut dan ingin berteriak saat ini jika pemandangan yang ia lihat saat ini adalah dua orang yang sedari tadi ia cari? Tengah terlelap dengan saling memeluk di sana.
Astaga, Ny. Park benar-benar tak menyangka jika ia akan melihat keduanya dalam keadaan seperti ini. Ya, walaupun hanya tidur dalam satu ranjang dan pakaian yang masih lengkap. Saat mereka kecil dulu, bahkan Chaeyoung dan Yoongi sering tidur bersama. Tapi sekarang....
Ny. Park menghela napasnya, dimana pandangannya jatuh pada jam weker yang terletak di meja nakas.
Sesekali melirik ke arah keduanya, dengan berjalan begitu hati-hati, hingga jam weker itu kini telah berada di tangannya. Dan setelahnya--
Kringg......
Suara itu cukup memekik bagi keduanya yang masih terlelap saat itu. Perlahan mulai membuka kedua mata mereka karena cahaya matahari di luar sana yang mengintip pula dari sela tirai jendela di kamar itu.
Baik Chaeyoung maupun Yoongi sama-sama dikejutkan dengan sosok yang sudah berdiri tak jauh dari mereka. Dengan kedua tangan yang terlipat di dada dan menatap pada keduanya. Bahkan keduanya dengan cepat menjauh, sampai membuat Chaeyoung merintih karena salah satu kakinya tak sengaja terantuk kaki tempat tidur sesaat dirinya turun dari ranjang.
"B-Bibi, kami--"
"Cepat bersiap. Kalian bisa terlambat untuk ke sekolah."
Dan begitu saja, Yoongi dan Chaeyoung hanya bisa menghela napas mereka ketika pintu kamar pria itu sudah tertutup. Tatapan mereka bertemu saat itu, seolah mereka tahu masalah apa yang akan ditimbulkan dari kebodohan mereka tadi.
.
.
Tak seperti biasanya, Chaeyoung begitu ragu sekali hanya untuk turun dan menuju meja makan untuk sarapan. Mengingat kembali bagaimana reaksi Ibunya yang memergoki dirinya tidur bersama dengan Yoongi semalam.
Sebenarnya, tidak ada yang salah, kan? Mereka hanya tidur. Benar-benar tidur. Ya, saling memeluk itu sebenarnya bukan masalah juga, kan? Tapi kenapa reaksi Ibunya seperti sudah akan menerkam mereka saja tadi?
Ck, sudahlah. Lagipula, ini kesempatan yang bagus untuk mengatakan pada kedua orangtuanya jika ia dan Yoongi sudah resmi memiliki hubungan.
Chaeyoung menghela napasnya, mencoba untuk membuat dirinya tenang. Berjalan seperti biasa tanpa menunjukkan rasa takutnya. Lalu menempati tempat di samping Yoongi saat itu yang sudah memulai sarapannya dan menyapa Ayahnya setelahnya.
"Ini bekal untuk kalian."
Chaeyoung dengan cepat menahan Ibunya yang baru saja meletakkan masing-masing kotak bekal padanya dan juga Yoongi. Membuat bukan hanya Ibunya, tapi juga Ayahnya dan Yoongi yang kini ikut menatap pada keduanya.
"E-Eomma, a-ada sesuatu yang harus ku katakan."
Chaeyoung melirik ke arah Ayahnya sejenak, sebelum kembali menatap pada Ibunya. "A-Aku dan Yoongi...kami tadi..." Nampak ragu sekali Chaeyoung untuk mengatakannya, bahkan sesekali juga melirik ke arah Yoongi, lalu merunduk dan tak sadar meremat lengan Ibunya. "....sebenarnya kami sudah--"
KAMU SEDANG MEMBACA
let's not fall in love ❌ yoonrose
Fanfiction[18+] ✔ Begitu klise, cerita dua orang manusia yang berbeda gender. Mereka bertemu, berkenalan, lalu menjadi dekat. Dan ketika waktu telah datang, perasaan mereka menjadi berubah satu sama lain. Lalu, ketika mereka mulai merasakan apa itu namanya ja...