"Yoongi!!"
Panggilan itu membuat sang pemilik nama berbalik, seolah telah mengetahui siapa pemilik suara itu yang kini melambaikan tangannya sebelum akhirnya berlari mendekat padanya saat itu.
Heejin merangkul begitu saja lengan Yoongi, masih terlalu bahagia karena ajakan yang Yoongi berikan padanya untuk keluar bersama. Padahal, Heejin ingat sekali bagaimana Yoongi yang seolah memberikan ucapan telak jika dirinya tak menyukainya dan tak mau memiliki hubungan dengannya.
Tapi saat pulang sekolah tadi, pria itu menelponnya. Heejin tak tahu apakah pria itu menyimpan nomor ponsel yang sempat gadis itu berikan padanya. Tapi yang jelas, Heejin tengah bahagia saat ini. Seperti ini saja sudah cukup baginya.
"Kenapa mengajakku keluar bersama? Ck, seharusnya saat siang hari saja. Kalau begini, semua tempat kencan sudah tidak ada lagi karena malam."
"Memangnya kau akan ingin kemana?"
Heejin tentu saja terkejut, bahkan kedua matanya bisa saja keluar karena terlalu terbelalak ketika menatap pada Yoongi.
"Wae? Kenapa kau menatapku dengan sangat menyeramkan seperti itu?"
"Apa kau baru saja membentur kepalamu?" Ucapnya, kini menempelkan satu tangannya pada kening Yoongi. Lalu menempelkannya pula pada keningnya.
"Tidak. Suhu tubuhmu bahkan sama sepertiku."
Yoongi menghela napasnya, memilih untuk berjalan lebih dulu setelah melepaskan rangkulan Heejin padanya. "Jika kau tidak mau, ya sudah."
"Heh? Mana bisa begitu?" Heejin dengan cepat mengejar Yoongi, merangkul lengan pria itu kembali. "Jadi kau benar-benar akan mengajakku berkencan."
"Hmm."
"Tapi, kenapa? Bukankah kau tak menyukaiku? Mengapa mengajakku berkencan?"
"Ck, bisakah kau diam saja dan jangan banyak bertanya? Sudah, sebutkan saja kau ingin kemana."
Heejin menghentikan langkahnya saat itu, membuat Yoongi juga melakukan hal yang sama dan menatap pada gadis itu yang juga menatap padanya.
Gadis itu hanya menghela napasnya, menepuk pelan lengan Yoongi setelahnya. "Dasar pria batu dan dingin."
"Apa maksudmu mengatakan hal itu?"
"Itulah dirimu, bodoh. Kau kira aku akan senang ketika kau melakukan semua ini padaku, huh?"
"Bukankah seharusnya begitu?"
Heejin hanya tersenyum saat itu, tanpa ragu mencubit begitu saja pipi Yoongi dan membuat pria itu tentunya meringis setelahnya.
"Y-Ya, lepaskan. Apa yang kau lakukan sekarang, huh?"
"Bodoh. Apa kau sedang mencoba membuat diriku menjadi pelampiasanmu, huh? Aku tak semudah itu untuk masuk ke dalam semua rencanamu."
"Aku tak mengerti apa yang kau katakan. Dan lepaskan tanganmu dari wajahku."
Yoongi berhasil melepaskan cubitan Heejin pada pipinya. Namun Heejin hanya mendecak di sana, memilih untuk berjalan lebih dulu dan membuat Yoongi menyusulnya saat itu.
"Ya, kenapa pergi? Cepat katakan kau akan kemana."
"Ikut saja. Aku tahu tempat terbaik untuk berkencan."
.
.
Chaeyoung mengerutkan keningnya saat itu, mendapati kamar Yoongi yang tengah kosong saat itu. Membuatnya masuk begitu saja ke dalam sana, setidaknya untuk mengecek apakah benar jika Yoongi tak ada di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
let's not fall in love ❌ yoonrose
Fanfiction[18+] ✔ Begitu klise, cerita dua orang manusia yang berbeda gender. Mereka bertemu, berkenalan, lalu menjadi dekat. Dan ketika waktu telah datang, perasaan mereka menjadi berubah satu sama lain. Lalu, ketika mereka mulai merasakan apa itu namanya ja...