EPILOG

1.1K 79 6
                                    

Silau matahari yang masuk ke kamar saat itu agaknya membuat Chaeyoung mengerjap, sebelum akhirnya beranjak bangun dari tidurnya sembari merenggangkan kedua tangannya--menandakan jika ia tidur dengan baik semalam.

"Astaga, kau mengejutkanku."

Pekikan itu bukan tanpa alasan Chaeyoung keluarkan. Bagaimana ia tak terkejut ketika menatap pada Yoongi yang berdiri di ambang pintu sana dengan kedua tangan yang bersedikap di dada? Belum lagi bagaimana ekspresi wajah dingin yang si pria keluarkan pula saat ini.

Namun Chaeyoung akhirnya berhasil menetralkan dirinya, memberikan senyum pula setelahnya. "Selamat pagi. Bagaimana tidurmu?"

"Apa pukul dua-belas siang masih bisa kau anggap pagi, huh?"

Mendengar itu membuat Chaeyoung mengalihkan pandangannya pada jam yang ada di kamar itu. Sedikit terkejut karena memang ucapan Yoongi memang benar.

"Ibumu bahkan sudah berulang kali menelpon kemari. Kau lupa jika kita akan kesana? Cepat bangun dan bersihkan dirimu. Bagaimana bisa kau bangun sesiang ini?"

Chaeyoung hanya mencibir ketika melihat bagaimana Yoongi yang sudah pergi begitu saja setelah mengucapkan hal itu.

Ck, memangnya ia mau berharap apa pada pria dingin itu? Bahkan setelah mereka melewati malam pertama mereka, dia tetap saja sama seperti biasanya.

Lalu pandangannya jatuh pada cermin rias yang letaknya memang tak jauh dari tempat tidur. Memandangi dirinya yang masih tak berbusana dan selimut yang menutupi tubuhnya saat ini.

Hah, Chaeyoung jadi kembali mengingat semalam. Semua itu terasa aneh dan asing baginya. Namun begitu mendebarkan sekaligus membuatnya bahagia. Padahal, malam kemarin bukanlah pertama kali mereka lakukan. Tapi bagaimana semua sentuhan lembut, tatapan teduh, serta ciuman yang Yoongi berikan padanya semalam benar-benar masih terasa di ingatan Chaeyoung. Membuatnya tanpa sadar tersenyum sembari menyentuh bibirnya sendiri.

Chaeyoung hampir memekik, ketika dengan cepat bibirnya kembali mencium bibir yang sudah sangat ia kenali itu. Bahkan Chaeyoung pun tak menyadari sejak kapan Yoongi kembali kemari dan menangkup wajahnya saat ini sembari kembali membaringkan tubuhnya.

"H-Hey, apa yang kau lakukan?" Chaeyoung berhasil melepaskan dirinya, menangkup wajah pria itu saat ini. "Kau bilang kita akan terlambat."

"Aku tak pernah mengatakan hal itu. Lagipula, aku sudah ingin melakukannya semenjak melihatmu tertidur sedari tadi."

Bahkan Chaeyoung tak sempat untuk bertanya kembali, membiarkan Yoongi kali ini mencium bibirnya.

Memang benar ucapan Yoongi. Sedari tadi ia hanya menatap pada Chaeyoung yang masih terlelap. Tak berniat sama sekali untuk membangunkannya. Bahkan tak menyadari pula jika waktu sudah menunjukkan pukul dua-belas siang. Ia hanya terlalu menyukai ketika menatap pada wajah sang istri yang terlelap di sana.

Ah, istri. Yoongi bahkan tak pernah menyangka jika ia bisa menyebutkan kalimat itu untuk Chaeyoung. Membayangkan saja mungkin sangat jarang sekali ia lakukan mengingat jika ia selalu berusaha untuk menghapus perasannya pada Chaeyoung. Namun ia tetap tak bisa melakukannya. Rasanya untuk Chaeyoung terlalu besar daripada yang ia bayangkan sepertinya.

Tatapan keduanya bertemu saat itu ketika akhirnya Yoongi menjauhkan dirinya. Namun ia tak terlalu pula memberikan jarak yang lebih bagi keduanya. Lihat saja bagaimana mereka yang masih bisa merasakan hembusan nafas setelah ciuman mereka.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Chaeyoung hanya menggeleng menjawabnya, menyentuhkan satu tangannya pada wajah Yoongi sembari mengelusnya dengan ibu jari.

let's not fall in love ❌ yoonroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang