"Selesai."
Chaeyoung sedikitnya terkesiap oleh suara Rina sebelumnya, dan hal itu tampaknya disadari pula oleh Rina.
"Kau melamun?"
Chaeyoung hanya menggeleng, mengalihkan pandangannya pula untuk menatap pada gaun pengantin yang Rina sebutkan bahwa ia telah membuatnya untuk dirinya atas kemauan Yoongi.
Hah, serius. Chaeyoung masih tak menyangka jika Yoongi benar-benar akan menikahinya. Ia bahkan masih ingat sekali kesalahpahaman antara dirinya, Yoongi dan juga Rina malam itu. Sudah berpikir jika hari itu adalah hari terakhir hubungan mereka. Bahkan Chaeyoung sudah berpikir bahwa ia tak akan pernah bisa bertemu lagi dengan Yoongi. Entah karena pria itu yang tak akan mau untuk bertemu dengannya, atau dirinya yang memilih untuk menjauhi Yoongi.
"Ini indah, eonni. Terima kasih."
"Tapi wajahmu sama sekali tak menunjukkan kalau kau senang dengan gaun itu. Apa perlu aku ambilkan yang lain dan kau bisa memilihnya nanti?"
Chaeyoung menggeleng, menatap pantulannya pada cermin di hadapannya. "Tidak perlu, eonni. Ini indah sekali. Terima kasih."
Rina masih belum puas dengan jawaban yang Chaeyoung ucapkan, melirik ke arah jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Menatap kembali pada Chaeyoung dan menghela napasnya, setelahnya menarik Chaeyoung untuk mengikutinya.
Hal itu tentu saja membuat Chaeyoung dibuat bingung. Tak sempat bertanya pula karena Rina sudah mendudukkan dirinya pada sebuah sofa panjang yang memang berada di ruangan itu.
"Kau masih memiliki waktu satu jam sebelum acara pemberkatan. Jika kau ingin pergi dan merasa tak mau untuk menikah, aku bisa mengatakan sekarang pada semua orang bahwa pengantin wanita telah kabur, dan menyuruhku untuk menggantikannya."
Chaeyoung terkejut dengan ucapan Rina saat itu. "Eonni gila! Bagaimana bisa mengatakan semua itu? Aku benar, kan? Sejak awal, eonni memang menyukai Yoongi."
"Bagus sekali jika kau sudah mengetahuinya, jadi aku bisa melakukannya sekarang karena sang pengantin wanita sedang dalam keadaan tidak bahagia dan terpaksa untuk melakukan pernikahan."
Chaeyoung menghela napasnya kembali, tak lagi menjawab Rina. Sudah terlalu mengerti bagaimana sifat Rina selama mereka menjadi dekat satu bulan ini.
Rina dan Yoongi itu hampir memiliki sifat yang sama. Mungkin hal itu pula yang membuat keduanya bisa menjadi dekat hingga sekarang. Orang-orang yang tak mengenal mereka dengan baik pun sudah pasti akan berpikir jika mereka adalah sepasang kekasih yang nantinya akan menjadi pasangan yang serasi.
"Empat puluh lima menit."
Chaeyoung tersadar dari lamunannya, mengalihkan pandangannya pada Rina.
"Itu waktumu sekarang. Kau bisa lepaskan gaunmu dan berikan itu padaku. Aku akan membantumu untuk pergi melewati pintu belakang."
"Eonni, kau--"
"Apa yang sebenarnya yang kau pikirkan, huh? Kau masih ragu? Menganggap jika ini tak masuk akal? Kau mau menghancurkan hati dan juga semua usaha yang dilakukan Yoongi? Mau menjadi hal buruk lain yang akan semakin menekannya selain kejadian kedua orangtuanya yang meninggal di depan matanya?"
Dan semua ucapan itu membuat Chaeyoung terdiam, tak bisa mengatakan apapun sebagai balasannya. Seolah ucapan Rina adalah kebenarannya, dan itu semakin membuat Chaeyoung ingin menangis.
"Kau yang paling tahu bagaimana ketakutan Yoongi akan masa kecilnya. Dia bahkan berusaha untuk membuang semua perasaanya saat itu padamu, takutkan jika dia bisa saja akan sama seperti ayahnya dan tak ingin menyakitimu. Tapi ketika dia sudah berusaha hingga saat ini, kau selalu ragu dengannya. Aku bahkan tak yakin jika kau memiliki perasaan yang sama besarnya dengan Yoongi."
KAMU SEDANG MEMBACA
let's not fall in love ❌ yoonrose
Fanfiction[18+] ✔ Begitu klise, cerita dua orang manusia yang berbeda gender. Mereka bertemu, berkenalan, lalu menjadi dekat. Dan ketika waktu telah datang, perasaan mereka menjadi berubah satu sama lain. Lalu, ketika mereka mulai merasakan apa itu namanya ja...