"Aku pulang."
Sapaan itu sama sekali tak mendapatkan balasan apapun, membuat Yoongi menghela napasnya dan menyadari jika mungkin saja Rose belum pulang dari rumah salah satu temannya.
Pria itu memilih untuk tak terlalu memikirkannya, beranjak menuju kamarnya untuk sekedar membersihkan dirinya.
Namun langkahnya terhenti, ketika menyadari jika pintu kamar milik Chaeyoung terbuka walaupun hanya sedikit saja. Merasa penasaran, pria itu memilih untuk membuka lebih lebar pintu itu. Dan menemukan seseorang yang sangat dikenalinya tengah berdiri di depan meja belajar milik Chaeyoung.
"Bibi?"
Yang dipanggil dengan cepat berbalik, sedikit terkejut dengan kehadiran Yoongi. Dengan tergesa memilih untuk merapikan kembali meja belajar milik Rose sembari menghapus airmata yang sempat ia keluarkan sebelumnya.
"Ck, gadis tengik itu. Bagaimana bisa dia membiarkan meja belajarnya sendiri berantakan?" Gerutunya, masih berusaha untuk tetap terlihat tenang dan seolah tak terjadi apapun.
"Bibi sudah kembali? Kapan bibi pulang?" Yoongi memilih untuk mendekat pada Ny. Park di sana. Bersamaan dengan Ny. Park yang juga sudah selesai membersihkan meja belajar milik putrinya itu.
"Ah, ya. Aku pulang lebih dulu, sementara ayah Chaeyoung masih berada di sana. Aku sudah memiliki firasat jika aku meninggalkan kalian berdua, maka rumah ini pasti akan berantakan. Lihat saja bagaimana kamar gadis tengil ini. Bagaimana bisa kamar seorang gadis begitu sangat berantakan?"
Yoongi berdehem di sana. "Maaf, bibi. Seharusnya aku bisa menjaga rumah dengan baik selama bibi dan paman tak ada di rumah."
Ny. Park menggeleng. "Tidak, jangan meminta maaf. Chaeyoung saja yang memang sangat malas untuk membersihkan rumah. Bahkan ia membiarkan kamarnya sendiri berantakan."
Yoongi tak menjawab apapun di sana, hingga akhirnya ia menyadari sesuatu. Melihat wajah wanita itu yang terlihat lebih pucat dan kedua mata yang seperti baru saja menangis.
"Bibi baik-baik saja?"
"Huh? Apa maksudmu? Bibi baik-baik saja. Memangnya ada yang salah dengan bibi?"
Yoongi hanya menghela napasnya setelahnya, memilih untuk menggeleng. "Wajah bibi sangat pucat. Jika bibi lelah, bibi bisa istirahat saja dulu."
Ny. Park mendecak. "Aku baik-baik saja. Kau tak usah khawatir. Oh ya, kau sudah makan malam? Biar bibi siapkan untukmu dan Chaeyoung."
Hingga Ny. Park menyadari sesuatu, ketika dirinya hendak beranjak untuk keluar. "Ah, dimana Chaeyoung? Kalian tidak pulang bersama?"
"Ah, itu. Dia bilang padaku jika sehabis pulang sekolah, dia akan ke rumah temannya. Jadi aku dan dia tidak pulang bersama."
"Benarkah? Baiklah kalau begitu. Cepat bersihkan dirimu lalu turun untuk makan malam."
Yoongi hanya mengangguk di sana, bersamaan dengan Ny. Park yang berlalu dari sana. Sementara pria itu masih dengan pikirannya kembali, melihat wajah Ny. Park yang nampak pucat dengan kedua mata yang seperti menangis sebelumnya.
Dan di akhir, Yoongi memilih untuk tak memikirkannya kembali. Keluar dari kamar Chaeyoung dan menuruti ucapan Ny. Park untuk membersihkan dirinya.
.
.
"Menginap saja di sini. Lagipula, ini sudah malam. Bagaimana jika terjadi apa-apa padamu?"
Chaeyoung hanya tersenyum di sana. "Kau terlalu banyak menonton drama, Lisa. Aku baik-baik saja. Lagipula, aku naik bus, tidak mungkin akan terjadi apa-apa padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
let's not fall in love ❌ yoonrose
Fanfiction[18+] ✔ Begitu klise, cerita dua orang manusia yang berbeda gender. Mereka bertemu, berkenalan, lalu menjadi dekat. Dan ketika waktu telah datang, perasaan mereka menjadi berubah satu sama lain. Lalu, ketika mereka mulai merasakan apa itu namanya ja...